Ruas jalan satu arah diberlakukan di seberang lajur karnaval dan pawai Festival Bunga dan Buah Tahun 2024.(karodaily/nanang)
Coretan Lepas : Nanang
Gelaran Festival Bunga dan Buah (FBB) tahun 2024 mulai hari ini, Kamis (04/07/2024) dibuka. Selama tiga hari kedepan, gelaran event paling akbar milik Pemkab Karo ini, akan menjadi tontonan rakyat. Dan, harapannya tentu menarik minat lebih wisatawan.
Bukan tanpa alasan. Sejak kali pertama digelar, Festival Bunga dan Buah – dahulunya Pesta Bunga dan Buah memang sudah melekat jadi pesta rakyat.
Hingga, jangan heran bila sejak pagi,masyarakat sudah mulai keluar rumah. Minimal, tiga jam sebelum pawai dan karnaval dimulai, mereka telah setia mengisi jalur yang bakal dilewati.
Sebagaimana teramati jelang pembukaan FBB 2024, rakyat telah menyesaki sisi kiri menuju Medan. Tepatnya : jalan Veteran,Berastagi.
Barisan jajar pengunjung akan terus bertambah hingga ke venue utama di Taman Mejuahjuah.
Itu terjadi meski rintik hujan mulai membasuh jalan karnaval. Pengunjung bertahan di pada lajur khusus yang telah dibagi sebelumnya.
Ya, begitulah adanya setiap tahun. FBB selalu memiliki magnet lebih. Daya tarik yang tidak lekang oleh zaman. Sempurna atau tidaknya materi event jadi nomor dua buat rakyat.
Bagi mereka yang penting apa yang ia lihat di depan. Soal kekosongan ruang belakang itu urusan lain. Padahal di belakang mereka berdiri tidak nampak semangat yang sama. Jika ada, itupun hanya sebahagian dan seadanya.
Mestinya, untuk mengimbangi antusiasme yang tetap tumbuh pada FBB ini, di sekelilingnya juga menyiapkan penyambutan. Minimal menyenangkan tatapan mata. Lewat buah dan bunga yang merona. Pusat kota Berastagi hadir tanpa berhias diri.
Ironi memang. Tapi apa boleh buat, karena suratpun baru sampai semalam Rabu (03/07/2024). Sambil tergopoh, para pamong baru kemarin memberi himbauan kepada warga untuk menghias bangunan di inti kota ini.
Ini koreksi buat panitia. Tanpa menafikan kerja keras yang telah,sedang,dan akan dikerjakan, panitia memang harus lebih delegatif dan membumi dengan event itu sendiri.
Bukan kemudian memanfaatkan kedekatan hati rakyat pada Festival Bunga dan Buah untuk berlaku biasa – biasa saja. Jangan pernah berfikir biasa untuk sebuah tampilan. Pariwisata tidak sebiasa itu.
Ini masih di jalur pawai dan karnaval. Dengan segala materi yang telah disiapkan, event FBB pasti punya celah kosong. Asa publik pada hadirnya FBB yang berkualitas dan seru selalu hidup.
Meski gak tinggi – tinggi kali. Publik berfikir sederhana, kalau di jalan saja tidak berbunga, apalagi di lokasi utama. Venue memang dihias, tapi bisa jadi dalam konsep kurang mengena (bagi para pendamba FBB yang luar biasa).
Tugas terbesar adalah menahbiskan Festival Bunga dan Buah sebagai ikon utama wisata Karo. Jangan buat dia menjadi Pesta Bunga tak Berbunga.(*).