KaroDaily,TONGKOH – Mencermati peristiwa gempa bumi yang belakangan sering terjadi dan dirasakan kuat di Kab Karo, penting dilaksanakan upaya pencegahan risiko gempa berbasis masyarakat atau community base disaster mitigation (CBDM) dan pemetaan kegempaan mikro atau seismic micro zonation (SMZ) secara dini oleh berbagai pihak.
Demikian disampaikan ahli geologi Jonathan Tarigan pada mitigasi bencana gempa bumi di Tanah Karo dan Deliserdang bersama GBKP Klasis Barus Sibayak Di GBKP Tongkoh, Sabtu (18/022017).
Jonathan Tarigan mengingatkan, dengan kegempaan yang rutin belakangan ini,
sesungguhnya menunjukkan bahwa sejumlah daerah di Indonesia termasuk Sumut dan Karo sendiri, sedang tak aman dari gangguan atau ancaman gempa. Jadi, untuk antisipasinya sangat perlu dilakukan hal hal yang berkaitan dengan mitigasi bencana gempa bumi.
“Semua pihak mesti berperan dalam hal ini, termasuk pemerintah , masyarakat yang didalamnya ada pihak gereja,” ungkapnya dihadapan 20 orang Pendeta, Detaser, Pertua, Diaken Dan Lembaga Kategorial utusan Klasis Barus Sibayak
Lebih lanjut, pakar geologi jebolan UNV Yogyakarta ini menerangkan , mitigasi dapat dilakukan dengan tiga tahapan yaitu, sebelum terjadi seperti membangun rumah tahan gempa dan menempatkan prabot rumah tangga dengan proporsional. Kemudian , ketika gempa berlangsung jangan panik, serta cari tempat aman serta setelah terjadi gempa bumi.
Sementara itu, ketua Klasis Barus Sibayak Pdt. Masada Sinukaban,STh,M.Si menjelaskan bahwa kegiatan ini sosialisasi mitigasi bencana gempa bumi ini bertujuan memberikan pemahaman dan penjelasan kepada masyarakat melalui Pendeta, Detaser, Pertua, Diaken Dan Lembaga Kategorial utusan Klasis Barus Sibayak.
Diharapkan sambungnya, pengetahuan ini dapat membantu kemampuan masyarakat beradaptasi jika gempa terjadi.
” Ini pengetahuan yang bagi kita untuk mengurangi resiko korban gempa”,ujarnya.(karodaily/daut).