KARODAILY.id, Berastagi – Ruas jalan nasional dan pemukiman penduduk di Berastagi terancam ikut rubuh pasca peristiwa tanah longsor yang terjadi tahun 2024. Hingga kini belum tampak tanda – tanda perbaikan meski telah berlalu sebulan lebih.
Di lingkungan “Kampung Asam”, Kelurahan Tambak Lau Mulgab I, Kecamatan Berastagi misalnya, lebih dari lima rumah dalam status bahaya.
Hal ini disebabkan longsoran tanah telah menyentuh bahagian belakang rumah penduduk. Di titik ini, tanah longsor yang terjadi diketahui memiliki garis panjang sekitar 50an meter. Tinggi longsoran dari permukaan tanah ke bawah sekitar 30 meter.
Material longsoran tanah bahkan telah menutup areal persawahan sayur “daun parit” atau selada air (Nasturtium officinale) yang dalam bahasa Karo disebut “kurmak parik”. Sawah yang terkena dampak sama sekali tidak lagi dapat difungsikan.
Kondisi ini jelas sangat mengkhawatirkan. Selain memberi ancaman pada kerugian material penduduk, nyawa manusia juga dipertaruhkan.
Sementara di bawahnya, masyarakat tani tidak bisa mengolah lahan sebagai pendukung kehidupan ekonomi keluarga mereka.
Hal yang sama juga dapat diketemukan di Lingkungan Listrik Atas, Kelurahan Gundaling I. Beberapa unit rumah penduduk hadapi ancaman longsor susulan.
Pada peristiwa longsor tahun lalu, rumah milik warga di dekat bangunan salah satu gereja bergeser akibat dorongan material longsoran.
Tidak hanya itu, badan jalan nasional yang persisnya antara Simpang Listrik Atas – Simpang Kuburan, Kampung Tempel, Berastagi terancam rubuh.
Tebing jalan di atas Mess eks PLTD Berastagi itu longsor pada waktu yang tidak terlalu berjarak jauh dari peristiwa tanah longsor di titik sebelumnya tahun 2024 lalu.
Kepala Dinas Perkim Kab. Karo, Jhon Karnanta Sembiring yang dihubungi KARODAILY.id, Selasa (07/01/2025) mengaku telah menerima laporan terkait peristiwa tanah longsor dan dampaknya bagi permukiman warga di Berastagi.
Pihaknya sambung Jhon masih menginventarisir upaya yang dapat dilakukan terkait persoalan itu.
“Saat ini kita memang masih melihat persoalan ini secara luas. Karena ini pada akhirnya menyangkut kemampuan anggaran pemerintah Kabupaten Karo,” ujar Jhon.
Apalagi hal ini terang Jhon mesti melalui kerja lintas organisasi perangkat daerah (OPD) Pemkab Karo, seperti BPBD dan pihak kecamatan.
Sedangkan yang menyangkut ancaman pada badan jalan nasional antara Simpang Listrik Atas – Simpang Kuburan, Kampung Tempel, Berastagi, Kepala Dinas PUTR Karo, Edward Pontianus Sinulingga, kepada KARODAILY.id, Selasa (07/01/2024) mengatakan akan berkoordinasi dengan beberapa OPD agar nantinya dapat disampaikan ke pihak BPPJN.
“Kita nantinya segera menyampaikan ke BPPJN Sumatera Utara untuk dapat diperbaiki. Karena ini adalah bahagian dari tanggung jawab pihak BPPJN. Tugas kita menyampaikan kondisi utuh dari peristiwa dan dampaknya,” terang Edward.
Dua situasi ini jelas tidak menguntungkan. Diperlukan tindakan cepat pemerintah karena menyangkut nyawa dan mobilitas warga. Apalagi, hingga kini cuaca hujan masih lumayan sering terjadi.
Langkah cepat itu dianggap penting agar tidak terulang kejadian pilu dalam bencana tanah longsor di Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, akhir November 2024.
Pada peristiwa maut itu, sepuluh nyawa manusia melayang dalam sekejap bersama bangunan rumah dan penginapan warga.
Kejadian ini terasa cukup memukul sendi – sendi kehidupan masyarakat. Termasuk pada sektor ekonomi wisata masyarakat. (karodaily/nanang).
© Copyright KARODAILY.id 2016-2025