Tuesday, 26 August 2025
kontak@karodaily.id
FokusKesehatan

Jalan Panjang Legalisasi Ganja Medis di Indonesia

Potret perjuangan mendorong legalisasi ganja medis di Indonesia. Foto: detikhealt/@andienaisyah (atas izin yang bersangkutan)

KARODAILY.id,Jakarta – Potret seorang ibu di kawasan Car Free Day (CFD) viral di media sosial. Ia memperjuangkan legalisasi ganja medis untuk anaknya, Pika, yang mengidap kelainan saraf otak cerebral palsy.

Santi Warastuti, sang ibu, membawa poster berisikan pesan bahwa anaknya butuh ganja medis. Momen tersebut diabadikan dan diunggah ke media sosial oleh penyanyi Andien Aisyah.

“Tadi di CFD, ketemu seorang Ibu yang lagi bawa anaknya (sepertinya ABK), bawa poster yang menurutku berani banget. Pas aku dekatin beliau nangis. Remuk hati aku,” dikutip dari detikcom dari akun Twitter Andien, atas izin yang bersangkutan Minggu (26/6/2022).

Kondisi kelainan otak ini sulit diobati dan treatment yang paling efektifnya pakai terapi minyak biji ganja/CBD oil,” lanjut Andien.

Unggahan Andien juga di-repost oleh Dwi Pertiwi, salah seorang pemohon uji materi larangan ganja untuk medis. Anak Dwi, Musa, meninggal di usia 16 tahun pada Desember 2020 setelah berjuang dengan kondisi serupa yakni cerebral palsy.

Bersama Santi dan sejumlah pihak lainnya, Dwi sejak 2020 sama-sama berjuang mendorong legalisasi ganja medis di Indonesia.

Harapannya, Mahkamah Konstitusi (MK) bakal mengubah UU narkotika sehingga ganja dapat digunakan untuk keperluan medis.

“Santi berjuang supaya tidak ada lagi Musa-Musa lain nya yang harus meregang nyawa hanya karena kami masih menunggu kepastian dari yang mulia mahkamah konstitusi (MK),” tulis Dwi dalam unggahannya di Instagram, dikutip atas izin yang bersangkutan.

Dalam unggahannya, Andien mengungkapkan rasa kasihan dan empatinya terhadap perjuangan pada ibu tersebut. Seorang ibu, menurutnya, akan melakukan apa saja untuk kembali melihat senyum di wajah anaknya.

Anak ini namanya Pika. Pengidap cerebral palsy yang katanya sebenarnya paling efektif terapi pakai CBD oil. Bukan kebetulan, jika hanya mereka nggak tinggal di Indonesia. Anak-anak seperti ini pasti bisa lebih banyak tertolong huhu,” cerita Andien dalam postingan Instagramnya.

Sementara dalam surat yang dibawanya, Santi juga mengungkit perjuangan panjangnya menuntut ganja medis. Selama itu pula, banyak hal yang telah ia korbankan untuk merawat sang anak.

“Jangan gantung saya… 2 tahun berlalu dan permohonan saya untuk ganja medis anak saya belum ada kepastian. Beri saya kepastian, beri kami kepastian,” tulis Santi.(*).

 

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.