KaroDaily,MEDAN-Dua bandar narkoba terpaksa ditembak petugas karena berusaha melawan dan melarikan diri saat dilakukan pengembangan di perbatasan Pangkalan Brandan (Sumut) dengan Aceh Tamiang (Provinsi Aceh).
Keduanya yakni Husni, bandar narkoba jaringan internasional ditangkap di rumahnya di Perumahan Pondok Surya 2, Helvetia, tim
Mabes Polri melakukan pengembangan ke Aceh Tamiang.
Sedangkan seorang lagi adalah Azhari alias Ai yang berperan sebagai transportasi distribusi.
“Terpaksa kita ambil tindakan tegas karena keduanya melawan,” ujar Waka Poldasu Brigjen Pol Agus Andrianto di Mapoldasu, Kamis (23/03/2017).
Bahkan, dari hasil kejahatan dagang narkoba itu, Husni membeli sejumlah tanah, tambak dan rumah serta mobil mewah. Sedang Azhari sendiri membeli 2-3 hektar lahan sawit.
Menyangkut temuan senpi AK-47, kuat dugaan bahwa senpi itu milik Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang diperoleh pelaku.
“Makanya adanya keterlibatan GAM di jaringan ini juga akan kita telusuri,” paparnya. Memang, para bandar memilih jalur laut untuk memasok narkoba jenis sabu dari Malaysia. Jalur yang dilintasi ada dua titik di Malaysia yakni Port Klang serta Penang.
>> Diintai 2 bulan
Tak mudah bagi Mabes Polri mengungkap jaringan Husni Cs. Butuh waktu dua bulan dan penyelidikan secara intensif. Ditnarkoba Mabes Polri, Brigjen Pol Eko mengatakan, pihaknya sudah dua bulan mengincar jaringan narkoba internasional tersebut.
Penangkapan Husni di Medan tak terlepas dari hasil pengembangan di Jakarta. Yakni pengungkapan di ruko mewah Taman Kapuk Squer Blok K/51 pada 17 Maret 2017 lalu. Saat itu petugas meringkus dua kurir AS dan sebagai penerima NT.
“Petugas melakukan penjajakan sejak berada di Mall Cijantung,” tukasnya.
Kemudian didapati barang bukti 1 kilo sabu. Penyelidikan mendalam ke salah satu apartemen di Pasar Rebo. Di sana ditemukan 0,5 kg sabu.
“Hasil pengakuan kedua pelaku bahwa selaku pengendali mereka adalah Munizar yang berada di Bogor,” terang Eko.
Nah, di Taman Kapuk Squer K/51, petugas menemukan 30 spring bad, 10 mesin cuci merek Toshiba.
“Di dua mesin cuci itu berisi 45 ribu butir pil Happy Five dan mereka juga akui ada 91 kilo sabu yang diterima dari bandar”.
Bahkan, kata Eko dari ribuan butir pil H5 tersebut, sebanyak 65 persennya telah beredar di pasaran. Setelah mengintrogasi A dan NT, tim Mabes Polri berangkat ke Bogor untuk memburu Mahruzar. Malahan, Mahruzar disebut-sebut sebagai orang kepercayaan Husni yang khusus menjalankan peredaran narkoba di kawasan pulau Jawa.
“Dari Mahruzar-lah diketahui bahwa Husni berada di Medan. Dan Husni yang mengendalikan jaringan narkoba internasional itu,” terangnya.
Hasil pengungkapan di Jakarta dan Bogor disita barang bukti 6,5 kilo sabu, 190 ribu pil ekstasi dan 50 ribu pil Happy Five (H5). (karodaily/agedan)
Penulis : Agedan
Editor : Feridian Sembiring