
KARODAILY.id, Berastagi – Bank Sampah Mela Melket (BSMM) Kelurahan Gundaling I, Kecamatan Berastagi, Kabupaten Karo, perlahan rubah sampah menjadi rupiah. Meski terbilang muda, kelompok masyarakat binaan PT. Tirta Sibayakindo Berastagi (Danone AQUA) ini mampu bergerak cepat untuk mewujudkan mimpi pada hadirnya lingkungan yang lestari.
Tercatat, sejak diresmikan setahun lalu oleh Camat Berastagi David Cardona Sembiring, tepatnya pada 30 September 2022, BSMM telah memiliki 254 nasabah aktif. Jumlah ini sesuai dengan keterangan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo Radius Tarigan, Jumat, (27/10/2023) adalah yang tertinggi. Rata – rata sambung Tarigan, nasabah bank sampah lain di Karo baru mencapai angka 150 ke 200 anggota.
Di Kabupaten Karo saat ini sebut Radius lagi, terdapat sepuluh bank sampah unit. Keberadaannya tersebar di sejumlah desa dan kelurahan, diantaranya di Desa Katepul, Kecamatan Kabanjahe, Desa Tanjung Barus,Penampen, dan Bulan Jahe, Kecamatan Barus Jahe. Kemudian Desa Lingga dan Nang Blawan, Kecamatan Simpang Empat. Ada lagi bank sampah di Desa Sugihen, Kecamatan Dolat Rayat, Desa Cinta Rayat, Kecamatan Merdeka, dan Desa Kuta Galoh, Kecamatan Tiga Binanga serta Bank Sampah Mela Melket Kelurahan Gundaling I, Kecamatan Berastagi.
Nasabah yang terbilang banyak ini bukan kerja instan sebenarnya. Menurut Direktur Bank Sampah Mela Melket Ester Murniati Br Sinaga, besarnya keanggotaan yang sekarang terdata merupakan buah kepatuhan pihaknya mengikuti pola kerja tim pendamping dari Yayasan Cipta Fondasi Komunitas (CFK). CFK adalah mitra PT. Tirta Sibayakindo Berastagi (Danone AQUA).
“Saya sama sekali tidak tahu semua hal yang menyangkut tentang tata kerja bank sampah pada awalnya. Tapi setelah diajari oleh kawan – kawan dari CFK dan motivasi dari pengurus Bank Sampah Radu Senang Desa Bulan Jahe saat kegiatan Hari Air bersama AQUA dan Terra Simalem di Gundaling , kami akhirnya termotivasi,” ujar Ester, Jumat, (27/10/2023).
Transformasi cepat ini kemudian berlanjut. Ester yang awalnya bekerja sebagai tenaga kebersihan di kawasan objek wisata Puncak Gundaling berusaha mengumpulkan masyarakat di sekitarnya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama, Ester dan pengurus yang berikutnya terbentuk menyanggupi beberapa hal terkait penyediaan lahan (gudang) dan legalitas dari kelurahan.
Gaspol.Dalam waktu yang tidak lama, Lurah Gundaling I saat itu Kertama Tarigan per tanggal 19 September 2022 mengeluarkan surat keputusan tentang pembentukan Bank Sampah Mela Melket. Yang hebat disini, semua pengurus merupakan kaum perempuan, yakni Direktur Ester Murniati Br Sinaga, Sekretaris/Admin Helmawaty Br Tarigan, Bendahara Damaria Br Pakpahan Kepala Divisi Pemilahan Diana Br Marbun, dan Kepala Divisi Gudang Aprisca Paska Theresia Br Ginting.
Nama Mela Melket yang dalam bahasa Karo berarti malu kotor pun disepakati. Slogan yang kuat didengungkan oleh Camat Kabanjahe kala itu Gelora Fajar Purba dianggap merupakan nama yang bisa melecut semangat. Karena sejatinya, seperti diungkap Gelora Fajar Purba kepada KARODAILY.id, makna terdalam dari Mela Melket adalah pada munculnya perubahan pola fikir masyarakat dalam soal kebersihan sebagai salah satu nilai jual Berastagi sebagai daerah wisata.

Sembari menerima pendampingan lanjutan seputar teknis pemilahan dan jenis-jenis sampah, pembukuan bank sampah, adminsitrasi bank sampah dan keterampilan kerajinan tangan dari barang bekas oleh CFK selaku mitra PT. Tirta Sibayakindo Berastagi (Danone AQUA), pengurus Bank Sampah Mela Melket pun berusaha menularkan pemahaman dasar 3R kepada calon nasabah.
“Meski waktu itu kami belum pas kali menyampaikannya, namun tetap kami terangkan tentang konsep 3R, mengurangi, menggunakan dan mendaur ulang atau reduce, reuse, recycle sampah. Tapi waktu itu kami fokus dulu pada pemilahan sampah itu sendiri,” sambung Ester.
Keuletan itu tidak sia-sia. Dalam tiga bulan kehadiran awalnya, Bank Sampah Mela Melket yang membuka jam kas setiap hari Jumat mulai pukul 14.00 – 17.00 WIB telah mampu mengumpulkan sekitar 4 ton sampah kemasan dari nasabah per bulannya. Sampah yang telah dipilah sebelumnya oleh anggota itu kemudian dikonversi kedalam rupiah dalam bentuk tabungan. Hingga akhir Desember 2022, nasabah Bank Sampah Mela Melket mampu mencatatkan uang sebanyak Rp 6.985.000,- juta.
Yang menggembirakan sebut Direktur BSMM Ester Sinaga, hingga semester awal tahun 2023, angka tadi mengalami peningkatan. Lewat keterampilan memilah yang kini dimiliki para nasabahnya, sampah yang dikonversi ke uang itu tercatat mencapai Rp 46.191.000 juta.
Apalagi, dengan terus massifnya langkah sosialisasi kepada nasabah dan masyarakat sekitar, kini pasokan sampah ke Bank Sampah Mela Melket tidak hanya berasal dari lingkungan I,II,III, di Kelurahan Gundaling I saja. Sampah kemasan botol dan plastik (PE) juga banyak dipasok dari warga desa tetangga, yakni Desa Lau Gumba dan Sempa jaya.
Seiring waktu, nasabah Bank Sampah Mela Melket juga semakin berkembang. Dengan bantuan jejaring CFK, kini nasabah BSMM terang Ester sudah ada yang berasal dari Desa Simolap, Kecamatan Tiga Binanga, aparatur sipil negara (ASN) di Kantor Bupati Karo, Kelurahan Gundaling I Berastagi dan Dinas Kebudayaan,Kepemudaan, Olahraga serta Pariwisata Karo serta para pelajar asal kawasan SDN Kejora Berastagi dan SMK N 1 Merdeka.
Darisana, sampah yang telah dikumpulkan kemudian dijual kembali oleh BSMM ke bank sampah induk (BSI) yang berada di Kota Medan dan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Tidak jarang pula mereka menjualnya ke lapak pembelian barang bekas yang berada di sekitar kawasan Berastagi dan Kabanjahe. Belum berdirinya bank sampah induk (BSI), membuat BSMM tidak memiliki alternatif lain dalam melego sampah kemasan yang telah dikumpulkan dari nasabah.

Kurangi beban timbulan sampah di Berastagi
Selain soal piti (uang), kehadiran Bank Sampah Mela Melket Kelurahan Gundaling I Berastagi juga perlahan mampu mengurangi volume sampah berserak masyarakat.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo Radius Tarigan menyebut perhitungan standart volume sampah setiap orang per harinya untuk kota sedang dan kecil adalah antara 0,5 kg/orang/hari hingga 0,7 kg/orang/hari. Dengan populasi penduduk kini mencapai 7.794 jiwa seperti disampaikan Lurah Gundaling I Beramulia Ginting, Kelurahan Gundaling I, Kecamatan Berastagi rata – rata memproduksi sekitar 5 ton lebih sampah per harinya.
Mengacu kepada hitungan sederhana itu, setiap minggunya Bank Sampah Mela Melket sudah mampu mengurangi beban berat upaya penanggulangan sampah di Kota Berastagi sebanyak 1 ton per minggunya. Terkhusus kepada lingkungan sekitar, kehadiran BSMM juga telah berdampak pada lancarnya saluran pembuangan air. Selama ini, fakta lapangan di lingkungan padat I,II,III, Kelurahan Gundaling I, kerap menjadi lokasi sumbatnya jalan air.
Sementara itu, dari data yang ada, untuk wilayah Kecamatan Berastagi, timbulan sampah ( volume sampah atau berat sampah yang di hasilkan dari jenis sumber sampah diwilayah tertentu persatuan waktu) perharinya adalah 152,435 ton atau sekitar 153 m3 perhari dari total volume sampah per hari di Kabupaten Karo yang mencapai 1.213.844 ton atau sekitar 1.214 m3.
Volume sampah sebesar itu oleh Dinas Lingkungan Hidup Karo baru dapat terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) Nang Blawan, Kecamatan Simpang Empat , setiap harinya sebesar 836 m3. Dengan rincian 576 m3 diangkut oleh 32 armada truk, 140 m3 diangkut kenderaan roda 3 dan sisanya sebesar 120 m3 dengan memberdayakan bin container.

Diapresiasi sejumlah kalangan
Setahun usaha Bank Sampah Mela Melket pun diparesiasi banyak kalangan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Karo Radius Tarigan mengatakan, kinerja apik dari BSMM patut ditiru dan dikembangkan di wilayah lainnya. Hal ini guna menambah daftar bank sampah yang kini masih sedikit. Pihaknya sambung Radius terus berusaha memacu agar di setiap desa dapat didirikan bank sampah.
“Dalam waktu dekat ada 5 bank sampah lagi yang akan berdiri di Karo. Kami berharap agar pihak PT. Tirta Sibayakindo Berastagi (Danone AQUA) tetap ikut serta membantu pengembangan bank sampah, tidak hanya di Berastagi, Dolat Rayat dan Kabanjahe namun juga daerah lainnya,”ujar Radius.
Begitu pula halnya dengan Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan , Olahraga serta pariwisata Karo Munarta Ginting. Menurutnya, kegiatan kepedulian berujung benefit yang dilaksanakan oleh Bank Sampah Mela Melket jelas memberi warna baru dalam upaya peningkatan kebersihan di jantung wisata Berastagi.
Karena dengan usaha itu sebut Munarta dapat memberi kesan bersih dan sehat berwisata ke Kabupaten Karo, khususnya sekitar kota Berastagi yang menjadi wilayah kerja Bank Sampah Mela Melket.
Senada, Camat Berastagi David Cardona Sembiring juga memberi semangat kepada seluruh komponen Bank Sampah Mela Melket, CFK dan PT. Tirta Sibayakindo Berastagi. Sebab dengan kehadiran mereka, tugas – tugas berat di bidang penanggulangan problem persampahan dapat berkurang.
Sementara itu, Stakeholder Manager PT. Tirta Sibayakindo Esron Siringoringo kepada KARODAILY.id, sejak lama memiliki konsern dengan upaya pelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat. Hal ini termasuk pada pendampingan bank sampah di beberapa titik.
Sesuai dengan agenda corporate social responsibility (CSR) yang melekat di Danone AQUA, pihaknya melaksanakan sejumlah program diantaranya packaging (pengelolaan sampah), nutrisi ( penanganan dan pencegahan stunting), water acces sanitasi hygiene (penyediaan air bersih dan kebersihan lingkungan, ecodev (peningkatan ekonomi masyarakat) dan konservasi serta kehati.
“Ini adalah komitmen pokok kami kepada masyarakat yang berada di sekitar perusahaan. Terkhusus untuk bank sampah kita akan terus dampingi dan perkuat kemampuannnya. Hal ini penting agar kedepan, para pengurus yang kini ada dapat menjadi influencer di masyarakat,” terang Esron. (karodaily/nanang).
Karya jurnalistik ini diikutsertakan dalam Lomba Karya Jurnalistik Wartawan Sumatera Utara 15 September – 1 November 2023 dengan tema “AQUA Memberikan Manfaat untuk Kesehatan,Lingkungan dan Masyarakat”.