Minta Pemerintah Jangan Melulu Bicara Produktifitas, Dosen IPB Pilih Latih Pembuatan Pupuk “Bio Fertilizer” untuk Hortikultura

KARODAILY.id, Kabanjahe _ Pemerintah diharapkan dapat mengurangi kebijakan di bidang pertanian yang senantiasa mengacu kepada persoalan produktifitas. Mengejar produksi tanpa memikirkan dampak “kesehatan” tanah dilihat telah menjadi ancaman besar pada sektor pertanian. Baik petani maupun pemerintah harus mewaspadai ini jika ingin lepas dari persoalan kesuburan kedepannya.
Demikian disampaikan Prof. Suria Tarigan kepada KARODAILY.id di sela – sela kegiatan “Dosen Mengabdi Inovasi IPB University Tahun 2023” yang berlangsung Kamis, (23/11/2023) di Har Har Coffee, Jalan Lingkar, Desa Kacaribu,Kecamatan Kabanjahe, Kabupaten Karo.
Menurutnya, selama ini para pengambil kebijakan hampir di semua level rata – rata masih berorientasi kepada produktifitas. Tidak bisa dipungkiri, dalam usaha mencapai target produktifitas jalan pendek paling cepat itu adalah dengan menggunakan pupuk kimia atau pupuk anorganik.
Tetapi yang jadi pertanyaan besar sambung Prof. Suria, Nasib dari kesuburan tanah itu kemudian.
“Kadang – kadang penurunan kesuburan tanah itu tidak terlalu dipertimbangkan jauh. Sehingga kebijakan penggunaan kompos dan pupuk organik itu belum menjadi prioritas kali, karena targetnya semata atas nama produktiftas,”ujarnya bersemangat.
Sebab itulah, perguruan tinggi sebutnya (Suria) selalu berusaha memberi kesadaran agar kita tidak hanya selalu berfikir tentang produktifitas sesaat. Karena jika itu yang terus dikedepankan, kita seperti menabur benih kerusakan bagi masyarakat tani setelah ini.
Seruan tentang ancaman degradasi tingkat kesuburan tanah itu terang Surya sudah sering dilakukan. Namun, memang kondisi lapangan belum serta merta mendukung. Persoalannya lagi – lagi masih klise, atas nama produktifitas.
Untuk itulah sambungnya, mereka kemudian memilih membuka jalan baru. Sembari terus mengingatkan pengambil kebijakan dari pemerintahan teratas, gerakan membangun kesadaran di grassroot atas ancaman ini juga dilakukan. Kuat kekhawatiran jika ini terus dibiarkan akan menimbulkan masalah lebih luas lagi di semua wilayah kedepannya.

Kabupaten Karo misalnya tambah Suria, dari sejumlah penelitian dan pengambilan sample tanah di beberapa wilayah, telah ditemukan masalah. Kita ajaknya tidak ingin anugerah berupa terdapatnya tanah andisol (tanah yang subur) di Kabupaten Karo hilang hanya karena kita memaksakan diri mengejar produktifitas lewat pemakaian pupuk kimia secara besar – besaran.
“Salah satu indikator dalam mengukur kesuburan tanah adalah pada ketersediaan minimal karbon tanah. C organic tanah (karbon tanah) tidak boleh dibawah 2 persen. Meski tidak seluruhnya, namun telah kami temui banyak tempat karbon tanahnya dibawah dua persen. Ini kan masalah besar nantinya,”ujarnya.
Untuk itulah, bersama dengan koleganya sesama dosen pada Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB University, Ir. Fahrizal Hazra,Msc, Prof. Suria Tarigan menggelar pelatihan pengenalan dan pemanfaatan pupuk hayati (bio fertilizer) bersama dengan 15 orang anggota Kelompok Tani (Poktan) Har Har Gunanta di Simpang Mayang,Kacaribu.
Pelatihan ini kata Suria lagi diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan bagi petani dalam mengenal dan mengetahui efektivitas pupuk hayati yang beredar di pasar.
Pelatihan ini sambungnya juga bisa menambah kemampuan petani dalam memilih dengan tepat pupuk hayati yang diinginkan.

Sementara itu, di tengah para petani yang hadir, Ir. Fahrizal Hazra dalam kesempatan itu mengatakan pembumian konsep pertanian berkelanjutan harus menjadi pilihan saat ini. Karena jika diabaikan, akan muncul masalah turunan yang mengancam sektor pertanian.
Hazra menekankan pentingnya petani beralih kepada penggunaan pupuk organik dan pupuk hayati dalam usaha pertanian mereka. Hal ini sebutnya merupakan keniscayaan akibat kebutuhan pasokan hara sebagaimana kebutuhan tanaman hortikultura pada umumnya.
Tak ingin berlama lama, Hazra pun memacu petani membuat pupuk organik dan pupuk hayati dari bahan baku yang tersedia secara lokal.Hal ini terangnya adalah salah satu solusi mengurangi ketergantungan kepada pupuk anorganik (kimia).
Ketua Kelompok Tani Har Har Gunanta, Hanna Bangun,SE, memyampikan apresiasinya kepada kedua ahli ilmu tanah dari Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan Fakultas Pertanian IPB University, Prof. Suria Tarigan dan Ir. Fahrizal Hazra,Msc,.
Menurut Hanna, bekal keilmuan dan kemampuan yang diturunkan oleh kedua ahli ilmu tanah dalam menciptakan pupuk organik dan pupuk hayati yang ramah lingkungan dapat menjadi bekal bagi petani di kelompoknya dalam membangun konsep pertanian berkelanjutan kedepannya.
Sedangkan, dalam menyahuti usulan Ir. Fahrizal Hazra terkait rencana pendirian stasuin pengisian pupuk organic dan hayati di beberapa titik, Hanna Bangun mengaku sangat mendukung. Karena dengan adanya stasiun pengisian itu, para petani secara rutin dapat pelan – pelan mengurangi pemakaian pupuk kimia karena ketersediaan pupuk organic dan hayati itu sendiri.(karodaily/nanang).