KARODAILY.id, Berastagi – Salah satu superstar PSMS Medan Edwin Daud meninggal dunia, Sabtu (15/08/2020) di RS Bunda Thamrin Medan. Perjuangan dari mantan Kapten tim berjuluk Ayam Kinantan melawan penyakit yang ia derita selesai sudah.
Sama persis dengan fenomena pada sebuah laga, memori detik per detik pertandingan yang dijalani Edwin Daud akan diingat sepanjang masa. Pantas kemudian jika publik sedikit mengenang kiprah Daud di lapangan pada masa itu.
Bukan sembarang alasan, pada zamannya, pemegang estafet Kapten PSMS Medan dari Bambang Usmanto ini adalah pemain yang susah dicari penggantinya di tim. Jangan heran bila kelompok fans PSMS Medan selalu berharap banyak pada sosok pekerja keras di line up tim bertagar raprap ini.
Pendeknya saat itu, selepas PSMS Medan ditinggal generasi emas awal 90 -an atau Class of 90’s, Edwin Daud merupakan jantung utama permainan PSMS Medan. Mirip – mirip dengan peran penting Steven Gerrard dan Jordan Henderson di Liverpool, Edwin Daud adalah nafas tim. Kalau bisa melumpuhkan pemain ini, secara otomatis tim lawan dapat dengan mudah mendikte permainan PSMS.
Meskipun,predikat sebagai roh permainan PSMS Medan bukan diraih mudah oleh Edwin. Dengan kepribadian yang rendah hati, Edwin sabar menimba ilmu dari pemain senior. Dalam setiap waktu, Edwin fokus mengasah kemampuan dari bintang PSMS sebelumnya, baik saat terlibat dalam membawa panji panji PSMS di perserikatan, maupun setelah fusi dua kutub kompetisi, Perserikatan dan Galatama dengan tajuk : Liga Indonesia, resmi digelar.
Jangan heran, bila bakat brilian Edwin Daud kemudian cepat berkembang. Hingga ia mampu beradaptasi lebih awal dari perkiraan. Edwin Daud bahkan dipercaya menikmati atmosfir final Perserikatan 1991/1992 kala PSMS Medan bersua PSM Makassar. Meski tak mampu membawa PSMS juara, namun masuknya Edwin menggantikan Eddy Suryanti jadi pegangan penting akan kemampuannya.
Edwin Daud berikutnya bersama sebahagian skuad Class of 90’s PSMS Medan seperti Suharto AD, Bambang Usmanto, Abdul Rahman, Witya Fusen, Ramli Lubis adalah generasi pertama PSMS Medan mengarungi liga profesional pertama, yakni Liga Indonesia.
Mereka tercatat bergabung bersama para pemain yang lebih muda dan baru semisal , Sugiar, M. Halim, Iwan Karo-karo, Syamsuddin Rangkuti, Gunawan, Eka Miharwiyanto, Hendri Dinal, Ismail Warta, Sugianto, Irfansyah Nasution, Andreas, Meiyadi Rakasiwi, Budiono, Suryantono, Khair Rifo, Suryadi, Syafril, Syahruddin Fajar, Desmandri, Mahadi dan M. Ilyas Sembiring.
Sejumlah prestasi dibawah bendera PSMS Medan pernah diraih oleh Edwin Daud, diantaranya runner-up Perserikatan 91/92, juara Piala Hari Pers Nasional 1991, juara Piala Surya 1992 di Surabaya.
Kepiawaian legenda PSMS Medan memainkan irama permainan kini tak lagi dapat dilihat. Kepergiannya di umur yang terbilang belum terlalu tua, 50, juga meninggalkan duka bagi istri dan kedua anaknya. Namun lebih luas lagi, sepakbola Sumatera Utara dan Indonesia juga merasakan hal yang sama.
Bersama jenazah yang dikebumikan Minggu (16/08/2020), jejak kokoh Edwin akan selalu dikenang. Selamat jalan Kapten.(karodaily/berbagai sumber/nanang).
© Copyright KARODAILY.id 2016-2025