
KARODAILY.id, Kabanjahe- Bupati Karo, Cory Sriwaty Sebayang, kembali ingatkan petani agar lebih jeli lagi dalam menggunakan bibit,pupuk,dan obat – obatan penunjang kualitas hasil produksi pertaniannya.
Hal ini disampaikan Cory saat membuka pelaksanaan kegiatan Hari Krida Pertanian Kabupaten Karo tahun 2024, Kamis (27/06/2024), di halaman Kantor DPRD Kabupaten Karo Jl. Veteran, Kabanjahe.
Menurutnya, kejelian petani dituntut lebih agar petani tidak mengalami kerugian pada setiap proses produksi hingga masa panen. Penggunaan bibit wortel yang tidak sesuai beberapa waktu lalu harus dijadikan contoh dan pelajaran untuk kedepannya.
Pada kesempatan itu, Bupati Karo juga berharap stakeholder di sektor pertanian dapat terus meningkatkan kapabilitasnya. Hal ini menurutnya penting guna menjaga titik keseimbangan sektor ini sebagai penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Karo.
“Keberadaan Karo sebagai sentra pertanian dan penghasil utama buah dan sayuran di Sumatera Utara harus terus kita pertahankan. Ini menjadi tanggung jawab semua pihak,”ujar Cory.

Terkait dengan kegiatan Hari Krida Pertanian Kabupaten Karo, Cory menyampaikan apresiasi dan penghargaan kepada seluruh pihak yang telah membangun iklim maju sektor pertanian di Karo.
“Kepada Gapoktan yang sudah berusaha keras untuk peningkatan pertanian anda adalah pahlawan pertanian Kabupaten Karo, bukan hanya pertanian, peternakan juga demikian”, tambah Cory.
Peringatan Hari Krida Pertanian di Kabupaten Karo sendiri berlangsung selama tiga hari, mulai 27 hingga 29 Juni 2024. Selain pelaksanaan apel siaga,perayaan Hari Krida Pertanian juga ditandai dengan pemberian penghargaan kepada para penangkar benih yang telah mengharuskan nama daerah di tingkat propinsi dan nasional.

Tampak hadir Kepala Kejaksaan Negeri Karo, Darwis Burhansyah, S.H., M.H, mewakili Dandim 0205/TK, Pasilog Kodim 0205/TK, Lettu Inf Muktar Sembiring, Kepala OPD di lingkungan Pemkab. Karo serta camat se-Kabupaten Karo dan para kelompok tani Kab. Karo.
Hari Krida Pertanian itu apa ya ?
Peringatan Hari Krida Pertanian adalah kesempatan untuk mengenang dan menghargai para petani, peternak, pegawai, dan pengusaha di sektor pertanian.
Sebagaimana dilansir dari detikcom, Hari Krida Pertanian yang dirayakan setiap 21 Juni merupakan hari untuk memberikan penghargaan kepada mereka yang bekerja di bidang pertanian. Pada dasarnya, Hari Krida Pertanian adalah hari untuk bersyukur, berbangga hati, dan sekaligus hari mawas diri serta melaksanakan dharma bhakti.
Pada hari tersebut, insan pertanian mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan nikmat berupa kekayaan alam yang melimpah, yang mereka manfaatkan untuk kesejahteraan manusia.
Selain itu, hari tersebut juga menjadi doa dan harapan agar di tahun-tahun mendatang mereka dapat menerima rahmat yang lebih besar dari pemanfaatan kekayaan alam tersebut dengan tanggung jawab untuk tetap melestarikannya.
Sejarah Hari Krida Pertanian

Berdasarkan laman Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Kementerian Pertanian, Hari Krida Pertanian pertama kali diperingati pada tahun 1972. Tanggal 21 Juni dipilih karena alasan astronomis dan pembagian musim yang dikenal sebagai Pranata Mangsa.
Pranata Mangsa adalah sistem penanggalan yang digunakan dalam aktivitas pertanian dan peternakan seperti bercocok tanam dan penangkapan ikan. Kalender ini didasarkan pada peredaran matahari dengan satu siklus tahunan yang memiliki periode 365 atau 366 hari. Sistem ini banyak digunakan oleh para petani di Jawa.
Kalender Pranata Mangsa membagi tahun menjadi beberapa bulan yang berbeda, masing-masing menjelaskan kondisi alam yang dapat mempengaruhi kegiatan pertanian, seperti musim penyakit, hujan, angin, dan serangga.
Berbeda dengan kalender Masehi yang dimulai pada 1 Januari dan berakhir pada 31 Desember, kalender Pranata Mangsa dimulai pada 22 Juni dan berakhir pada 21 Juni.
Tanggal 21 Juni ditetapkan sebagai Hari Krida Pertanian karena menandai akhir dari satu siklus tahunan kalender Pranata Mangsa, atau satu tahun pertanian.
Bulan Juni menjadi sangat penting bagi petani karena pada bulan ini mereka melakukan panen berbagai komoditas seperti kopi, cengkeh, lada, dan padi.(karodaily/berbagai sumber).