Saturday, 18 October 2025
kontak@karodaily.id
DestinasiFokusKaro Today

Dampak Bencana Longsor Pengaruhi Minat Wisata Nataru 2024 ke Karo

Arus lalu lintas yang masih terbilang sepi pada Sabtu (21/12/2024) di Berastagi. Padahal hari ini merupakan awal dimulainya musim libur Nataru 2024 sekaligus masa akhir pekan.(karodaily/nanang)

KARODAILY.id, Berastagi – Sektor pariwisata kabupaten Karo menerima imbas parah akhir tahun 2024 ini. Dampak bencana alam tanah longsor di jalur jalan utama Medan – Berastagi nyata telah berdampak luas pada minat kunjungan wisata ke dataran tinggi (Karo Highland-red).

Data di Dinas Kebudayaan Pemuda Olahraga serta Pariwisata (Disbudporapar) Karo, Jumat (20/12/2024) menunjukkan adanya penurunan tajam kedatangan wisatawan ke sejumlah destinasi wisata di daerah ini.

“Penurunan ada sampai 40 s/d 50 %,” ujar Kepala Dinas Budporapar Karo,Munarta Ginting melalui Kabid Pariwisata, Suherdi Tarigan.

Angka ini tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Karena masa libur akhir tahun atau libur natal dan tahun baru (Nataru) biasanya memberi efek lebih bagi para pelaku ekonomi wisata dan pendapatan daerah.

Namun yang kini terjadi sebaliknya. Minimnya kehadiran turis lokal dan mancanegara kemudian berimbas kepada tingkat hunian di hampir seluruh hotel berbintang, melati, dan vila atau bungalow yang tersebar di Berastagi dan sekitarnya.

Sinabung Hill Hotel Berastagi.(ist)

Penurunan ini sebut Suherdi bahkan telah berlangsung mulai akhir bulan November 2024. Hal ini berkaitan erat dengan musibah bencana tanah longsor di kawasan Sibolangit dan Sembahe. Jalur longsoran ini berada di jalur jalan utama yang menghubungkan kota Medan dengan Kabupaten Karo.

“Tingkat hunian hotel menjelang Nataru ini mengalami penurunan. Hal ini terjadi mulai akhir November 2024 sejak terjadinya beberapa titik longsor di sepanjang jalan Medan Berastagi,” terang Tarigan.

Keterangan pemerintah soal ini sejalan dengan realita yang dihadapi para pelaku industri pariwisata. Sektor perhotelan yang ada di Berastagi misalnya. Hingga kini mereka masih dalam suasana harap – harap cemas. Hal ini dilatarbelakangi penurunan tingkat hunian yang bahkan mencapai angka 70 persen dari ketersediaan kamar yang mereka miliki.

Humas Sinabung Hill Berastagi, Sahriadi mengungkap untuk pemesanan kamar di libur natal yang tercatat di pihaknya baru di angka 20 %. Sementara untuk malam pergantian tahun baru 22 %.

“Issue jalur Medan – Berastagi masih mempengaruhi minat calon wisatawan ke Berastagi,”aku Sahriadi.

Mikie Holiday Resort & Hotel Berastagi.(ist)

Hal yang tak jauh beda juga dialami oleh Mikie Holiday Resort. Humas Mikie Holiday Resort, Ardyana menyebut isu yang terkait bencana tanah longsor di jalur jalan Medan – Berastagi masih sangat mempengaruhi minat wisatawan menghabiskan waktu liburnya di Berastagi.

Tentu ini sambungnya menyebabkan tingkat hunian hotel, termasuk di Mikie mengalami penurunan drastis.

Bukan hanya menyasar dunia perhotelan tadi, dampak luas dari ketakutan wisatawan berkunjung pasca bencana tanah longsor di Sibolangit dan Sembahe juga menerpa pusat – pusat industri pariwisata lain di Karo.

Dari mulai kawasan penatapan Doulu (bakaran jagung), pemandian air panas Semangat Gunung, Pasar Buah Tongkoh, pusat penjualan bunga Tongkoh,pusat wisata alam Tahura, pusat kuliner wisata Warung Wajik dan Jabu , Pasar Buah Berastagi, hingga kawasan Puncak Gundaling.

Tidak hanya mengurangi pendapatan ke kas daerah dari sisi retribusi atau pajak daerah, terjun bebasnya angka kedatangan wisatawan secara langsung telah menyebabkan masyarakat pelaku wisata tidak mendapat penghasilan harian.

Pasar Buah Berastagi di kawasan Tugu Perjuangan Berastagi.(ist)

Situasi yang menyerupai masa pandemi Covid-19 ini jelas tidak bisa dipandang sebelah mata. Kepala Dinas Budporapar Karo Munarta Ginting melalui Kabid Pariwisata, Suherdi Tarigan, mengatakan pihaknya merespon ini dengan memberikan informasi seluas mungkin kepada khalayak melalui media mainstream dan media sosial terkait jalur alternatif sebagai pintu masuk lain ke Karo.

Ini sambungnya dilaksanakan seiring dengan langkah monitoring secara berkelanjutan dan meluas selama musim libur Nataru tahun ini. Termasuk komunikasi intens dengan para pelaku usaha wisata dalam mencermati situasi yang terjadi.

Kondisi tidak menguntungkan yang menghempas sektor kepariwisataan Karo selama satu bulan terakhir juga disikapi serius oleh DPRD Karo.

Menurut Wakil Ketua 1 DPRD Karo, Imanuel Sembiring, pukulan kepada sektor wisata Karo terakhir ini (tanah longsor Semangat Gunung, Sibolangit, dan Sembahe) memberi bekas lanjutan. Setelah sebelumnya sektor ini (wisata) dihadapkan pada tantangan kebutuhan ekonomi rill masyarakat yang sedang mandeg.

Wakil Ketua DPRD Karo Imanuel Sembiring bersama Korindo Sembiring saat memimpin salah satu rapat di DPRD Karo beberapa waktu lalu.(ist)

Namun demikian, Imanuel mengaku optimis persoalan ini dapat dilalui. Meskipun itu harus diimbangi dengan kerja – kerja langsung dan berdampak dari instansi terkait.

Terkhusus dalam masa libur Nataru 2024 ini, pimpinan DPRD Karo asal Dapil Berastagi, Simpang Empat, dan Merdeka ini meminta kepada OPD Pemkab Karo terkait sektor kepariwisataan untuk memaksimalkan dukungannya kepada industri dan pelaku wisata.

Terdampaknya sektor wisata Karo akibat beberapa faktor tadi harus disikapi dengan kerja keras semua pihak terkait.

“Kami minta agar instansi terkait memberi dukungan penuh sesuai dengan aturan yang berlaku. Pemerintah harus dapat hadir dalam kesulitan masyarakatnya. Ini situasi yang sebenarnya tidak biasa,” minta politisi asal Partai Nasdem ini.(karodaily/nanang).

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.