Theopilus Ginting larut dalam kemenangan bersama Karo United FC. (sipayo.com).
KARODAILY.id, Kabanjahe – Jika ditanya, pasti tak pernah ada yang menyebut nama Theopilus Ginting dalam bursa nama bakal calon bupati maupun bakal calon wakil bupati Karo sebelum ini.Kondisi ini mirip dengan cerita dongeng Leicester City musim 2015/2016.
Bayangkan, hanya bermodal dana 27,3 juta poundsterling (Rp 532 miliar) untuk mendatangkan enam pemain baru pada awal musim 2015-2016, Leicester City kala itu berhasil mengungguli tim-tim mapan bergelimang bintang, semisal Manchester United, Chelsea, Manchester City, Arsenal, dan Liverpool.
Padahal di awal musim, bursa hanya mencatat peluang juara tim yang diawaki manager yahud Claudio Ranieri di koefisien 5000:1. Namun siapa sangka, hasil minor yang diraih pada musim perdananya di EPL bersama pelatih Nigel Pearson berubah 360 derajat.
Jamie Vardy, Riyad Mahrez, N’Golo Kante, dan Shinji Okazaki, The Foxes secara mengejutkan berhasil menjuarai Premier League musim 2015-2016. Dongeng The Foxes ini dimulai dan terus berlangsung sepanjang musim keduanya di kasta tertinggi sepakbola Inggris. Leicester tercatat baru promosi dari divisi Championship ke Liga Primier di musim 2014-2015.
Inspirasi besar dari Leicester ini yang sekarang sedang coba ditapaki oleh Theopilus Ginting. Paling tidak, Alumnus Universitas Padjajaran Bandung ini,sudah melewati cerita seri pertama dongengnya saat dipilih Cory Sebayang sebagai pendampingnya dalam Pilkada Karo tahun ini.
Diskusi formal maupun informal soal Pilkada Karo yang berlangsung dengan melibatkan para analis lokal dan nasional hampir pasti melewatkan namanya.Setali tiga uang, masyarakat kebanyakan yang biasanya membahas segala hal di kedai – kedai kopi juga tidak melirik Theo sebagai alternatif.
Namanya paling sempat tersebut beberapa kali, kala ia bersama Presiden Karo United Arya Mahendra Sinulingga dan seluruh managemen, pelatih, pemain , dan Karomania berhasil membawa Karo United FC sebagai Juara Liga 3 Sumatera Utara. Itu mungkin yang paling santer dilakukan Theopilus Ginting di tahun 2019.
Tetapi apa nyatanya ?, Theo kemudian mampu menjadi alternatif terbaik di tengah komposisi awal pendamping Cory Sebayang yang saat itu pecah. Kenapa bukan yang lain, ?, jawaban pastinya tentu hanya Cory Sebayang yang dapat menjawabnya.
Meskipun di beberapa kesempatan tatap muka dengan konsituen, Cory menegaskan pilihannya kepada Theopilus Ginting didasari beberapa alasan, antara lain mewakili unsur kalangan muda (millenial), enterprenuer ship, dan kemampuan managerial di bidang sosial dan olahraga.
“Sebagai manajer Karo United FC, Theopilus Ginting telah menunjukkan karya. Sebagai buktinya klub sepakbola yang baru terbentuk langsung menjadi juara di tingkat regional Sumatera Utara dan sekaligus telah membawa kebanggaan bagi masyarakat Karo, khususnya kalangan generasi muda,” akunya di sejumlah kesempatan.
Walaupun, pernyataan Cory diatas oleh berbagai kalangan masih ditanggapi beragam. Ada yang yang sependapat, tetapi bukan sedikit pula yang kurang sepaham.Karena menurut mereka Karo United saat itu lebih mengejar nama dan posisi daripada mengutamakan kontribusi pemain lokal.Padahal para pemain lokal harusnya diberi waktu bermain lebih banyak lagi di tingkat regional.
Terlepas dari sudut pandang yang naturalnya memang tidak harus sama, Theopilus sudah membuat para analis mulai memikirkan langkahnya. Sebab, jika mampu menang bersama bakal calon bupati Cory Sebayang pada Pilkada Karo 2020 ini, potensi Theopilus sebagai the next leader di Kabupaten Karo bakal sulit diimbangi.
Kita tunggu, dongeng lanjutan dari Theopilus Ginting.Apakah semanis Leicester City, atau sebatas menjalani lompatan karir di bidang politik. Yang pasti, Theo sudah membuktikan dongeng pertamanya.(karodaily/nanang).