
KARODAILY.id, Mardingding – Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Medan II siap membantu normalisasi sungai di kawasan Paya Lahlah, Kecamatan Lau Baleng dan Mardingding. Nantinya, normalisasi pada tahap awal ini diusulkan sepanjang dua kilometer dari Cekdam Tanjung Pamah hingga jembatan Sungai Mandin. Kehadiran BBWS II Medan dalam upaya membantu penanganan luapan air sungai Lau Mandin.
Usulan pelaksanaan normalisasi di sekitar Paya Lahlah diketahui saat kunjungan Kepala BBWS II Medan Agus Safari ke kawasan terdampak pada Rabu (09/04/2025). Saat peninjauan, ia dan jajaran didampingi Kepala Bappeda Litbang Kab. Karo Ir. Nasib Sianturi, Kepala Dinas PUTR Karo Edward Pontianus Sinulingga, dan Plt. Kadis Pertanian Karo Michael Purba,STP.
Kunjungan ini juga merupakan persiapan Pemkab Karo menjelang kedatangan Direktur Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI yang dijadwalkan hadir pada Jumat (11/04/2025). Kedatangan Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI bersama perwakilan BBWS I Aceh dan BBWS II Medan diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan lintas sektor. Hal ini penting demi hadirnya solusi menyeluruh terhadap penanganan banjir di kawasan Paya Lahlah.

Meski sudah ada lampu hijau, persoalan normalisasi yang direncanakan bukan tanpa persoalan, utamanya menyangkut pembebasan lahan. Diketahui, lahan yang sudah dinyatakan bebas baru pada segmen jembatan Mandin – Kali Alas. Sedangkan pada jalur jembatan Mandin – Tanjung Pamah sepanjang 1,6 km masih pada tahap negoisasi.
Kunjungan Tim BBWS II Medan sendiri difokuskan guna meninjau dua titik utama banjir, yakni kawasan sekitar jembatan Mandin di Dusun Mandin serta areal persawahan yang saat ini terendam air di Desa Lau Solu. Hujan yang turun cukup deras di hulu Lau Baleng telah mengakibatkan luapan air tidak terkendali dan merendam areal pertanaman padi di wilayah Lau Mulgap dan Lau Solu.
Pada peninjauan lapangan itu, BBWS II Medan mengatakan penanganan banjir di Paya Lahlah harus dilaksanakan secara utuh, komprehensif dan melibatkan partisipasi luas dari masyarakat sekitar.
“Banjir ini bukan persoalan teknis semata, tapi juga menyangkut kesadaran dan keterlibatan semua pihak, terutama masyarakat. Tanpa dukungan sosial dari warga, solusi jangka panjang akan sulit tercapai,” ujar salah satu perwakilan BBWS II Medan.

Selain soal sosial, pada kegiatan lapangan itu juga ditemukan adanya penyempitan dan pendangkalan di sepanjang aliran Sungai Mandin. Kondisi ini telah menyebabkan kapasitas sungai menjadi sangat terbatas dalam menampung limpahan air yang berasal dari hulu.
Akibatnya, aliran air dari kawasan Lau Solu—meliputi daerah Siringoringo, Sitepu, dan Cina tidak dapat tertampung secara optimal. Air kemudian meluap ke permukaan dan merendam areal pertanaman padi sebelum tiba di ke Kali Alas.
Kepala BBWS II Medan Agus Safari juga meminta kepada Pemkab Karo untuk melakukan koordinasi ke BBWS I Aceh. Ini terangnya wajib dilakukan mengingat Sungai Lau Mandin secara kewenangan masuk ke dalam wilayah kerja BBWS I Aceh.
Kepala Bappeda Litbang Kab. Karo Ir. Nasib Sianturi didampingi Kadis PUTR Karo Edward Pontianus Sinulingga,ST mengatakan pihaknya juga mengusulkan upaya lanjutan normalisasi dari Jembatan Lau Mandin – Kali Alas. Usulan itu memuat panjang dan lebar jalur sungai Lau Mandin yang diminta ddinormalisasi.Idealnya, jalur yang dinormalisasi sepanjang enam kilometer dan lebar bidang dua belas meter.

Kepala Bappeda Litbang Kabupaten Karo mewakili Pemerintah Daerah menyampaikan apresiasi atas keterlibatan semua pihak dalam upaya penanganan banjir ini.
“Sinergi antara pemerintah pusat, provinsi, dan daerah bersama masyarakat menjadi kunci utama. Kami berharap pada kunjungan 11 April , komitmen bersama bisa semakin kuat agar petani dapat kembali menanam dengan aman dan hasil yang optimal,” ujarnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Dinas PUTR Karo Edward Pontianus Sinulingga ST. Menurutnya, Pemkab Karo dalam permohonannya meminta agar BBWS I Aceh dan BBWS II Medan bahu membahu membantu penanganan banjir agar dapat optimal dan tuntas.
Sebelumnya, Wakil Bupati Karo Komando Tarigan,SP meminta dukungan Direktur Serealia, Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian RI Dr Abdul Roni Angkat,S.T.P., M.Si dalam penanganan banjir di kawasan pertanian Paya Lahlah kecamatan Lau Baleng dan Mardingding.

Saat itu juga, Roni Angkat langsung mengkomunikasikan permintaan Bupati Karo Antonius Ginting ke Direktur Irigasi dan Rawa Kementrian PUTR. Hasilnya, dua lembaga ini akan melakukan kunjungan bersama ke Paya Lahlah pada Jumat (11/04/2025).
Wakil Bupati Karo Komando Tarigan, SP mendapati kawasan pertanian dan peternakan masyarakat di Paya Lahlah terendam banjir Jumat (28/03/2025).
Hal itu terlihat oleh Komando saat melakukan kunjungan kerja ke Kecamatan Lau Baleng dan Kecamatan Mardinding. Komando ditengarai melakukan evaluasi kondisi kawasan pengembalaan Nodi di Desa Mbal mbal Petarum serta dampak banjir terhadap lahan pertanian di kawasan Paya Lahlah, Kecamatan Mardingding.

Kunjungan ini dilaksanakan bersama Kepala Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karo. Kegiatan diawali dengan peninjauan Kawasan pengembalaan umum Nodi didesa Mbal mbal Petarum yang terletak di Kecamatan Lau Baleng.
Di lokasi tersebut, Wakil Bupati Karo Komando Tarigan menekankan pentingnya mengoptimalkan penggunaan area pengembalaan agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat, serta berkontribusi pada peningkatan produktivitas sektor peternakan daerah.
Setelah kunjungan di kawasan pengembalaan, rombongan melanjutkan perjalanan ke Desa Lau Solu untuk meninjau langsung kondisi lahan pertanian yang terdampak banjir.(karodaily/nanang).