Profil Abetnego Tarigan, bakal calon bupati Karo.(ist)
KARODAILY.id,Berastagi- Abetnego Panca Putra Tarigan, bakal calon bupati Karo luncurkan hastag #karoberlari. Slogan ini digaungkan Abet guna menjadi spirit mengejar ketertinggalan kabupaten Karo dari kabupaten lainnya di Sumatera Utara pada khususnya, dan secara umum Indonesia.
“Kalau tadi ketinggalannya enggak jauh jogging aja cukup. Jogging itu kan jalan-jalan kecil-kecil, atau lari-lari kecil,” ujar Abetnego tenang sambil menebar canda dalam satu podcast GERSOSPOL.ID di kanal GERSOSPOL.ID.
Namun, dibalik candaan yang ia keluarkan, Deputi II KSP RI ini mengatakan “Karo Berlari” sebenarnya memiliki makna kuat dalam upaya upaya menghadirkan pemerintahan yang bersih dan kemudian melayani.Dengan itu,transformasi Karo untuk nantinya dapat unggul, maju dan sejahtera dapat dicapai.
Lebih jauh, Abetnego Tarigan mengatakan prinsip melayani yang dimaksud adalah bagaimana birokrasi benar-benar bisa memberikan pelayanan dasar yang terbaik kepada rakyatnya. Itu nantinya yang akan ia perkuat, agar kehadiran negara atau pemerintah dapat benar-benar dirasakan oleh masyarakatnya.
Tidak seperti sekarang, apa yang dahulu kita lihat dan rasa-rasanya sebut Abet tidak ada perubahannya.
“Kita ini 2024 loh, ini agak memalukan. Sewaktu saya pergi ke pasar Kabanjahe, saya mendapati masih ada ya pasar kayak gini. Jelas-jelas pasar adalah pusat ekonomi, artinya kita bikin duitnya itu di situ ya, kenapa enggak diberesin. Gedungnya enggak harus luar biasa, tapi ya maunya itu enggak becek, gitu ya, tertata gitu loh, terus akses terhadap air, akses terhadap Listrik,”ujar Abet gak habis fikir.
Itu masih satu soal. Pelayanan dasar lainnya juga dirasakan masih ketinggalan jauh dari daerah lain di Indonesia. Sebut saja hal yang terkait dengan tata kelola sampah. Saat ini dari yang ia lihat lihat, akses layanan sampah itu baru menyentuh kota-kota besar di kabupaten Karo, seperti Kabanjahe, Berastagi,Tiga Panah, Tiga Binanga saja.
Kota kecil di tingkat kecamatan atau desa sama sekali belum disentuh dalam hal pelayanan sampah. Jikapun ada, pemerintah hanya letakkan bin sampah untuk nantinya dalam beberapa waktu diangkut.
“Kita tidak boleh bedakan pelayanan antara yang berada di pusat pemerintahan dengan yang jauh dari ibukota kabupaten. Semua mesti merata dan adil. Karena saat ini, dengan abainya penanganan sampah, banyak dijumpai timbunan sampah di jurang-jurang desa. Ini kan akhirnya menjadi problem lingkungan. Ini kita lihat juga menjadi titik ketertinggalan yang mesti kita kejar cara mengatasinya,”tambah Abet.
Layanan lain di sektor kesehatan,pertanian, pariwisata, infrastruktur penunjang ekonomi rakyat tambah Abet lagi mesti menjadi fokus pemerintahan daerah kedepan.Karena tugas pemerintah tegasnya adalah menemukan jalan keluar.
Dengan problem yang cukup kompleks saat ini, pemerintah daerah, dimanapun, termasuk di Karo tidak boleh diam dan bekerja seadanya. Harus ada terobosan dan nilai lebih dari kehadiran pemerintah.(karodaily/nanang).