Massa GMNI dan GERTAK Karo nyalakan lilin tanda perjuangan rakyat tak pernah padam.(ist)
KARODAILY.id, Kabanjahe – Puluhan mahasiswa dan pemuda dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kabupaten Karo bersama Gerakan Pemuda Tanah Karo (GERTAK) nyalakan lilin perjuangan sebagai tanda solidaritas atas gugurnya 10 aktivis di berbagai daerah beberapa waktu lalu.
Aksi dipimpin Koordinator Aksi Arjun Munte ( GMNI) dan Riski Tarigan ( GERTAK). Dengan suara lantang, mereka menyuarakan keresahan sekaligus tuntutan penghentian tindakan represif aparat, penindakan hukum bagi pelaku kekerasan, hingga isu kesejahteraan buruh dan pemberantasan mafap.Semuanya disuarakan di tengah malam yang simbolik.
“Kami datang bukan untuk membuat kegaduhan, tetapi untuk menyuarakan keadilan. Aspirasi rakyat harus didengar, bukan ditekan,” tegas Riski Tarigan di hadapan massa.
Pernyataan itu sejalan dengan suara Arjun Munthe dari GMNI Tanah Karo yang menegaskan, “Rakyat bukan musuh negara, rakyat adalah pemilik negara ini. Tidak boleh ada kekerasan lagi terhadap mereka yang memperjuangkan haknya.”
GMNI dan GERTAK kemudian membacakan lima poin sikap bersama: hentikan represif aparat terhadap gerakan rakyat, usut tuntas oknum aparat pelaku kekerasan, ciptakan harmonisasi aparat dengan rakyat, segera sahkan UU Perampasan Aset, serta berantas koruptor, mafia tanah, mafia tambang, dan mafia narkoba.
Aksi ini mendapat perhatian langsung dari jajaran Forkopimda Kabupaten Karo. Kapolres Tanah Karo, AKBP Eko Yulianto, hadir memantau jalannya aksi. Ia menegaskan bahwa pendekatan persuasif selalu menjadi prioritas dalam mengawal aspirasi masyarakat.
Forkopimda Karo terima aspirasi massa aksi GMNI dan GERTAK Karo.(ist)
“Mari kita jaga Tanah Karo Simalem agar tetap aman dan tertib,” pesannya di hadapan massa.
Tak hanya Kapolres, Ketua DPRD Kabupaten Karo Iriani Br Tarigan, Wakil Ketua DPRD Imanuel Sembiring, Kasdim 0205/TK Mayor Cba Joni Siboro, serta Kasatpol PP Gelora Fajar Purba juga turut hadir. Kehadiran mereka sekaligus menjadi ruang dialog antara masyarakat dan pemegang kebijakan daerah.
Sekitar pukul 20.40 WIB, suasana aksi berubah lebih hening. Massa bersama Forkopimda menyalakan lilin sebagai simbol duka dan solidaritas. Lagu Kulihat Ibu Pertiwi berkumandang, menyatukan suara mahasiswa, pemuda, dan pejabat daerah dalam satu lantunan yang sarat makna.
Meski digelar malam hari, aksi berlangsung aman dan tertib. Pengamanan dari Polres Tanah Karo, TNI, dan instansi terkait memastikan kegiatan berjalan kondusif hingga ditutup pukul 21.00 WIB.
Aksi sederhana ini menjadi pengingat bahwa aspirasi rakyat tak pernah padam, meski diwarnai air mata dan kehilangan. Lilin-lilin yang menyala di depan Kantor DPRD Karo malam itu bukan sekadar simbol duka, melainkan juga tanda perlawanan dan harapan: bahwa suara rakyat harus didengar, dan keadilan harus ditegakkan.(karodaily/nanang).