Persetujuan Lisan BBWS dan Kementan RI untuk Atasi Banjir Paya Lahlah Buktikan Bupati Antonius Ginting Terampil Membangun Komunikasi Lintas Sektoral

KARODAILY.id, Kabanjahe – Darurat Banjir di areal pertanaman padi Pay Lahlah Kecamatan Lau Baleng – Mardingding, Kabupaten Karo akan ditangani Kementan RI melalui Satker wilayah Sumut. Skema baru penanganan ini membuktikan Bupati Karo Brigjen Pol (P) Dr.dr.Antonius Ginting,Sp.OG, M.Kes lihai membangun komunikasi lintas sektoral di tingkat pusat. Antonius Ginting cukup jeli memetakan masalah ketiadaan anggaran di BBWS I dan II.
Langkah itu dilakukan Antonius dengan tujuan agar banjir di daerah irigasi (DI) Paya Lahlah dapat diatasi dengan cara dan anggaran apapun. Mode berfikir “bisa gak bisa harus bisa” yang kerap ia kemukakan tampak diwujudkannya dalam persoalan ini.
Lewat inovasi dan serangkaian komunikasi, Antonius kemudian dapat meyakinkan penanganan banjir Paya Lahlah untuk kali ini ditangani Kementan karena sudah dalam kondisi darurat.

Pola komunikasi efektif dan solutif yang ditunjukkan Antonius Ginting sebelumnya sudah diapresiasi Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Dr. Abdul Roni Angkat, STP., M.Si. Pada kunjungannya ke Paya Lahlah beberapa waktu yang lalu, Angkat mengatakan apa yang yang dilakukan oleh Bupati Karo sudah tepat karena ingin secepatnya mengembalikan harapan petani agar dapat bercocok tanam kembali.
“Saya sangat mengapresiasi semangat pemerintah Kabupaten Karo, baik Bupati, Wakil Bupati, dan seluruh perangkat daerah yang terus berupaya mencari solusi. Kita harus bersatu dalam satu komando untuk pertanian,” katanya.
Roni Angkat hadir bersama Wakil Bupati Karo Komando Tarigan, SP, Ketua Komisi C DPRD Karo M. Rapi Ginting, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sumatera II Agus Safari serta perwakilan Kepala BBWS Sumatera I.

Meskipun baru pada taraf persetujuan lisan, skema kerja lapangan terbaru dalam mengatasi rendaman air pada minimal 1.500 hektare lahan pertanaman padi ini tentu membawa angin segar.
Setidaknya, publik memiliki kepastian menunggu, untuk memulai masa tanam yang biasanya berlangsung pada bulan juni.
“Kita sudah dapatkan persetujuan lisan dari masing – masing pihak BBWS dan Kementan RI. Sekarang kita tinggal menunggu turunnya surat secara resmi untuk menangani banjir di Paya Lahlah,”ujar Plt. Kadis Pertanian Kab. Karo Michael Purba usai rapat gelar rapat percepatan kegiatan penanganan banjir daerah irigasi Paya Lah Lah Kabupaten Karo melalui zoom meeting di ruang Karo Command Center (KCC) Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Karo, Jl Letjen Jamin Ginting No. 17 Kabanjahe. Selasa, (29/04/25).

Turunannya nanti terang Michael, pihak Kementan RI akan menurunkan tim Survey Investigasi Desain (SID) ke daerah yang akan ditangani (Paya Lahlah) . Survei Investigasi Desain (SID) adalah kegiatan yang meliputi survei, investigasi, dan desain yang dilakukan secara bersamaan untuk menghasilkan dokumen data, analisis, dan rancangan desain.
Sementara, pada rapat percepatan kegiatan penanganan banjir daerah irigasi Paya Lah Lah Kabupaten Karo kemarin, dukungan ke arah normalisasi daerah irigasi Paya Lahlah pun cukup menguat. Salah satunya muncul dari Tenaga Ahli Mentan RI Prof. Dr. dr.Ir. Hasil Sembiring, M. Sc. Sembiring berharap agar isu-isu terkait kendala dalam penanganan banjir di Paya Lah Lah agar diselesaikan secara tuntas sehingga dapat mensukseskan kegiatan Optimalisasi Lahan (OPLA) di Kabupaten Karo.
Menanggapi itu Wakil Bupati Karo Komando Tarigan yang hadir mengatakan,SP, pihaknya (Pemkab Karo) sesuai dengan kewenangan dan kemampuan yang ada akan membantu proses penyelesaian banjir dan tindakan lanjutannya.

Sebagaimana diketahui, pada rapat itu, terungkap akibat banjir di daerah irigasi Paya Lahlah telah merendam sekurangnya 1.500 Ha lahan di dua kecamatan, yakni kecamatan Lau Baleng dan Mardingding. Daerah persebaran rendaman diketahui berada di tujuh desa, yakni Batu Rongkam, Mbal-Mbal Petarum, Buluh Pancur, Rambah Tampu, Lau Solu, Lau Mulgap dan Tanjung Pamah.
Dengan asumsi hitungan standart produksi padi, akibat banjir di Paya Lahlah ini, Kabupaten Karo berpotensi mengalami kehilangan hasil panen sebesar 15.000 ton beras. Potensi kehilangan ini tentu dapat menghambat terwujudnya swasembada pangan di Kabupaten Karo.
Daerah irigasi Paya Lahlah sendiri memberi kontribusi 23,60 % dari total produksi padi sawah Kabupaten Karo pada tahun 2024 sebesar 185.858 ton beras.(karodaily/nanang).