KARODAILY.id, Berastagi – Tiga hari sudah Festival Bunga dan Buah Tanah Karo digelar.Setelah resmi ditutup oleh Bupati Karo Cory Sebayang, Minggu (03/07/2022), beragam perbincangan dan kritik mulai menderanya. Bahkan, nada miring itu mulai mengemuka sebelum kegiatan dihelat Jumat (01/07/2022).
Salah satunya dari Anggota DPRD Karo Ferianta Purba,SE. Meski tidak secara langsung menohok ke objek,di akun Facebook miliknya, politisi Partai Golkar ini telah melayangkan sikapnya atas dominasi warna orange.
“Bisa juga identik dengan warna Uis Beka Buluh atau Uis Kelam-kelam,” ujarnya seraya meminta netizen untuk mengabaikan latar belakang foto yang menunjukkan kerusakan di tribun lapangan Samura, Kabanjahe.
Setelahnya,dari akun Facebook Sastra Purba juga keluar harapan pada kegiatan serupa, tidak seperti apa yang berlangsung pada event tahun ini.
Dari sekian banyak usulan Sastra, karodaily.id mengutip beberapa stressing point, diantaranya Pemkab Karo untuk kedepan agar menganggarkan pembelian bunga dan buah dalam event FBB.
Hal ini ditujukan guna memberikan efek kejut kepada wisatawan dapat memakan buah dan memperoleh bunga gratis. Selain itu, penganggaran pembelian bunga dan buah sambung Sastra adalah dalam kepentingan dibagi gratis kepada pemilik toko di sepanjang kota Berastagi.
“Dengan kondisi tidak diperlombakan seperti sekarang dan tidak ada subsidi, kita lihat sama sama, disepaniang jalan Veteran Berastagi menghiasnya asal asalan saja,” sebut Sastra.
Postingan Sastra pada Sabtu (02/06/2022) mendapat banyak respon netizen, termasuk Ferianta Purba sendiri. Dari komentar yang ia berikan, isu baru yang muncul adalah soal permintaan Ferianta agar janganlah usaha kecil dan menengah (UMKM) dibebankan dengan biaya lapak.
Diluar itu, adanya kegiatan Festival marching band dan penggunaan kalung bunga plastik juga cukup disorot oleh Ketua DPD Partai Golkar Kab. Karo ini. Belum diketahui secara pasti apakah titik lemah FBB ini bakal dibawa Ferianta kedalam percakapan formal di DPRD Karo.
Sikap yang kurang lebih sama juga ditunjukkan netizen lain. Pada akun Facebook Ronald Abdi Negara Sitepu, pria yang juga aktif sebagai pengacara ini mengaku tidak mendapatkan makna dari gelaran FBB2022. Alasannya karena pesta atau yang kini judulnya diganti festival tersebut terkesan seperti dipaksakan atau dapat diartikan adanya keuntungan bagi pihak tertentu.
“Jelas ini merupakan bukan sebuah pesta, namun ini dapat dikategorikan sebuah konser saja,” terang Sitepu.
Ronald juga mengaku prihatin dengan “beban” yang ditanggung oleh sejumlah Camat dalam rangka mendukung event FBB.Padahal anggaran tidak ada ditampung di instansi yang ia pimpin.
“ Kalau camat mengeluarkan dana pribadi, sangat bangga dengan Camat tersebut yang sudah dermawan guna menyukseskan pesta tersebut. Namun hal ini sudah sangat jarang ditemukan, karena sudah sulit ditemukan orang yang rela mengeluarkan dana besar tanpa ada imbalan. Dalam hal ini patut diduga akan terjadi korupsi guna pengembalian dana tersebut,” ketus Ronald.
Untuk meluruskan berbagai pandangan di masyarakat, Ronald menganggap sudah sewajarnya DPRD Karo melakukan tugas pengawasan.
“Harus dipanggil pemangku jabatan guna mempertanggungjawabkan acara tersebut beserta anggarannya,” tambahnya.
Sementara itu, dengan bangga, Kepala Dinas Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Serta Pariwisata Karo Munarta Ginting, SP di akun Facebook pribadinya mengupload status pada Minggu (03/07/2022).
“ Akhir dari pagelaran event Festival Bunga dan Buah 2022,”tulis Munar sambil meletakkan tagar lautan manusia dan pengunjung 50.000. (karodaily/nang).