Tuesday, 26 August 2025
kontak@karodaily.id
Karo Today

Runggu Jadi Model Penanganan Relokasi Sinabung

KARODAILY, KABANJAHE–Aplikasikan kearifan tradisional dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi dampak erupsi GA Sinabung, pihak terkait gelar  “Runggu”. Runggu sendiri merupakan pola musyawarah adat khas Karo dalam membahas permasalahan warga.

Runggu kemarin, Kamis (8/12/2016) dihadiri Bupati Tanah Karo, Deputi Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB, Deputi I Koordinasi Kerawanan Sosial dan Dampak Bencana BNPB, Kemko Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Staf Khusus Kepala Staf Kepresidenan, Anggota DPRD Kabupaten Karo, Muspida, SKPD Kabupaten Karo termasuk Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Camat Simpang Empat, Camat Tiganderket, Camat Naman Teran, Camat Payung, Tokoh Agama/Tokoh Masyarakat, LSM dan perwakilan warga desa.

Runggu kabupaten fokus membahas materi-materi yang diusulkan dari hasil runggu-runggu desa terdampak erupsi gunung Sinabung yang dikategorikan ke dalam empat kelompok korban bencana, yaitu: Siosar, relokasi tahap II/relokasi mandiri, relokasi tahap III/hunian sementara, dan non relokasi.

Bupati Karo Terkelin Brahmana menjelaskan runggu bukanlah musyawarah biasa didasarkan pada pendekatan rasionalisme, tetapi runggu bagi orang Karo adalah musyawarah yang disertai dengan hati dan rasa yang berdiri kokoh di atas nilai-nilai kemanusiaan dalam bingkai kebersamaan.

“Runggu ini untuk menyelesaikan persoalan saudara-saudara kita yang terdampak erupsi Gunung Sinabung. Ini adalah momen penting yang perlu kita manfaatkan dengan sebaik-baiknya agar tujuan runggu yang diharapkan bisa tercapai”, kata Terkelin.

Tenaga Ahli Utama Kedeputian II Kantor Staf Presiden Abetnego Tarigan menjelaskan bahwa melalui runggu  kabupaten, persoalan-persoalan yang dialami warga kiranya dapat tertangani dengan baik dan tidak berlarut-larut hingga menimbulkan kegelisahan serta kepanikan bagi mereka yang terdampak erupsi Gunung Sinabung.

“Terobosan menyelesaikan persoalan yang dialami desa-desa terdampak erupsi Gunung Sinabung melalui mekanisme runggu-runggu desa hingga runggu kabupaten sangat diapresiasi oleh Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki,” papar Abetnego.
Hilangkan Rasa Tak Percaya

Suasana runggu kabupaten di Aula Kantor Bupati Karo, kamis 8 Desember 2016 tampak meriah. Sebanyak 213 orang hadir dalam pembukaan runggu kabupaten ini. Bupati Karo menekankan percepatan penanganan korban Sinabung perlu dilakukan secara integral atau penanganan masalah secara menyeluruh. “Untuk mempercepat penanganan korban erupsi gunung sinabung diperlukan keterlibatan masyarakat sipil secara luas”, kata Terkelin.

Setidaknya dua hal yang membuat lambat penanganan korban bencana Sinabung ini, yaitu regulasi serta miskomunikasi antara pemangku kepentingan dengan warga yang terkena dampak erupsi gunung Sinabung.

Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki dalam sambutannya yang dibacakan Staf Khusus Noer Fauzi Rachman menekankan adanya perhatian sungguh-sungguh Presiden Jokowi kepada warga korban erupsi Gunung Sinabung.

Presiden Jokowi sudah mendorong proses koordinasi di tingkat pemerintah pusat, namun dalam perjalanannya ada begitu banyak kendala dan tantangan yang dihadapi. Karena itu Presiden Jokowi memberikan arahan kepada Kepala Staf Kepresidenan untuk mendorong percepatan penyelesaian persoalan Sinabung baik tahap I, tahap II, tahap III, maupun tahap IV.

Menyikapi arahan tersebut, Kepala Staf Kepresidenan menugaskan staf di Kantor Staf Presiden untuk kunjungan lapangan dan berdiskusi dengan berbagai pihak untuk menemu kenali masalah dan tantangan yang dihadapi. Runggu kemudian diambil sebagai media yang bisa menerobos kebuntuan dalam upaya mempercepat penanganan korban erupsi Gunung Sinabung.

“Kesimpangsiuran, miskomunikasi yang berujung pada distrust (saling tidak percaya) satu dengan yang lain harus dirontokkan melalui runggu hari ini,” kata Teten.(rel/ksp/karodaily).

Editor : Nanang

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.