Bupati Karo Racik Desain Unggul dan Tata Kelola Optimal untuk Menjadikan Kawasan Wisata Sipiso piso sebagai Destinasi Mendunia

KARODAILY.id, Sipiso piso – Bupati Karo Brigjen Pol (P) Dr.dr. Antonius Ginting,Sp.Og,M.Kes, sedang siapkan rencana strategis pengembangan kawasan wisata Sipiso piso dan Tongging menjadi destinasi wisata kelas dunia. Dalam diskusi terbuka dengan fungsionaris Ikatan Arsitek Indonesia Boy Brahmawanta Sembiring,ST.MT, Bupati Karo tinggal memastikan feasibility study yang tepat untuk menghadirkan konsep wisata terintegrasi di Sipiso piso.
Kesimpulan itu didapatkan saat gelar temu gagasan antara jajaran Pemkab Karo yang dipimpin Bupati Antonius Ginting dan Wakil Bupati Komando Tarigan dengan Boy Brahmawanta Sembiring di kawasan wisata Air Terjun Sipiso piso, Kecamatan Merek, Karo, Kamis (12/06/2025).
Nantinya, feasibility study atau studi kelayakan yang sedang disusun kata Antonius akan memantapkan pola kerja dan arah laju pengembangan kawasan wisata Sipiso piso menjadi destinasi primadona. Dengan gambaran itu diharapkan ke depan destinasi wisata ini bakal menjelma menjadi daerah tujuan wisata favorite yang bakal banyak dikunjungi.
Dengan mengusung tema wisata terintegrasi sambung Antonius, kemungkinan besar Sipiso piso bisa menyedot animo kunjungan para wisatawan lokal maupun manca negara.
Dengan itu pula, kata Antonius, potensi pemerintah menyerap pendapatan daerah bisa didapatkan. Begitu juga halnya kepada masyarakat. Ramainya tingkat kunjungan tentu akan berdampak bagus bagi peningkatan ekonomi rakyat, khususnya para pelaku wisata.
“Harapan kita sebagai pemerintah tentu ini bisa bermanfaat bagi rakyat dan pemerintah sendiri. Jadi mari secara bersama – sama dan kolaboratif kita satukan langkah dan pemikiran untuk memajukan kawasan wisata Sipiso piso dan Tongging.Meningkatnya angka kunjungan jelas akan membawa kita kepada kemajuan,”ujar Antonius.
Berdasarkan masukan yang telah disampaikan salah satu perancang ibukota nusantara (IKN) Boy Sembiring, Bupati Karo Antonius Ginting langsung menetapkan tiga langkah tata kelola optimal di kawasan Sipiso piso yang mesti disegerakan oleh Disbudporapar Karo.

“Dengan adanya masukan – masukan ini (Boy Sembiring) kita langsung gabungkan dengan konsep tata kelola optimal. Jangan bapak ajukan Pak kita butuh 3 miliar..untuk welcoming area 2 miliar..udah pasti gak jalan,”tegas Antonius kepada jajarannya.
Menurut Antonius setidaknya terdapat empat langkah dalam dunia kepariwisataan di suatu kawasan atau objek wisata. Namun, karena di Sipiso piso wisatawan tidak membutuhkan tempat menginap, Antonius menerangkan perlunya penyiapan tiga langkah tepat.
Adapun ketiga langkah itu adalah penyiapan welcoming area yang standart, parkir, dan spot foto. Kemudian diperlukan penyiapan area makan dan minum serta toilet yang representatif. Yang terakhir, pihak Disbudporapar Karo harus melakukan upaya membangun kebersamaan dengan para pelaku UMKM dalam menyiapkan oleh – oleh atau buah tangan yang siap dibeli oleh wisatawan.
“Kalau bisa tempat makan itu high quality low cost (enak dan murah). Toilet juga harus dipastikan bagus dan bersih. Jangan kayak tadi air kurang, ini air tampungan air tiga hari.Belajar dari sini, representasi pemerintah harus segera hadir di Sipiso piso ini. Jangan di sebelah air melimpah kita kekurangan air,”kata Antonius.
Antonius mempertegas perintahnya kepada Disbudporapar Karo untuk melakukan upaya dan tindakan agar ketiga langkah yang telah ia sampaikan dapat dilaksanakan Disbudporapar Karo secepatnya di kawasan wisata Sipiso piso.
Zonasi dan alur natural Sipiso piso

Sebelumnya dalam diskusi terbuka yang dihadiri Pj. Sekdakab Karo Eddi Surianta Surbakti, Kabid Pariwisata Disbudporapar Karo Suherdi Tarigan, Kalak BPBD Karo Juspri Mahendra Nadeak dan dan Plt Kadis LH Rutina Br Sembiring, fungsionaris IAI Boy Sembiring mengingatkan pada perencanaan satu kawasan wisata setiap pihak harus menempatkan fikiran dan konsep “tamu adalah raja”.
Setelah itu untuk di kawasan wisata Sipiso piso diperlukan sebuah welcoming area yang bagus dan menggambarkan keinginan wisatawan datang dan masuk ke lokasi tujuan. Di lokasi tiketing atau gerbang masuk juga memegang peran penting.
Kemudian di areal dalam Sipiso Piso sangat penting untuk memahami orientasi dan zonasi dari kenderaan dan manusia yang hadir ke dalam. Boy mengingatkan pentingnya membangun sequence atau alur yang menghantarkan secara naluri para wisatawan untuk kemana.
Yang terakhir, penting juga dilakukan pemetaan zonasi pada fungsi servis, makan dan bersantai, aktifitas wisata, dan atraksi wisata yang terintegrasi dengan objek lainnya.(karodaily/ nanang).