Saturday, 18 October 2025
kontak@karodaily.id
FokusInternasional

Polisi Tangkap 5 Anggota Geng Venezuela Terkait Pembunuhan Zetro Purba Staf KBRI Peru

Foto pembunuh diplomat Indonesi di Peru yang ditampilkan oleh Kepolisian Peru.(ist)

KARODAILY.id, Lima – Polisi Peru menangkap lima orang pria asal Venezuela atas dugaan keterlibatan dalam pembunuhan diplomat Kedutaan Besar Indonesia di Peru Zetro Leonardo Purba. Kelima orang itu disebut sebagai anggota geng Los Maleantes del Cono.

Sebagaimana dilansir detikcom dari kantor berita Peru Andina, Minggu (14/09/2025), penangkapan dilakukan pada Selasa (09/09/2025) lalu. Kepolisian Nasional Peru juga menyita pistol yang diduga digunakan untuk menembak staf Kedutaan Besar Indonesia tersebut.

Stasiun TV Canal N melaporkan ahli telah menyimpulkan peluru dari senjata yang disita sama dengan yang ditemukan di tubuh korban dan di tempat kejadian perkara. Salah satu dari lima tersangka itu merupakan pemilik sepeda motor yang diduga digunakan dalam serangan terhadap diplomat tersebut.

Kepolisian Nasional Peru mengumumkan di media sosial pada hari Selasa yang sama bahwa kelima orang tersebut telah ditahan. Namun, Kepolisian Nasional Peru tidak menyebutkan kewarganegaraan mereka atau mengindikasikan bahwa mereka terkait dengan serangan mematikan terhadap diplomat negara Asia tersebut.

“Di distrik San Martin de Porres (Lima), setelah operasi intelijen, Polisi menangkap terduga anggota geng kriminal ‘Los Maleantes del Cono’. Sebuah pistol berisi peluru, lima bahan peledak, dan sekring sepanjang 15 meter disita, narkoba, 10 ponsel, dan sebuah sepeda motor juga disita,” tulis polisi Peru.

Zetro Leonardo Purba dibunuh menggunakan pistol polisi Peru

Menteri Luar Negeri Indonesia Sugiono (kiri) bersama keluarga besar dan pegawai Kementerian Luar Negeri melepas jenazah Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, Republik Peru, Zetro Leonardo Pubra saat penghormatan terakhir di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (11/09/2025). (ANTARA)

Pembunuhan staf diplomatik Kedutaan Indonesia di Peru Zetro Leonardo Purba, di depan kediamannya di Lince memasuki babak baru. Lima terduga pelaku pembunuhan yang merupakan warga Venezuela telah ditangkap.

Dilansir RepubliRepublika.terdapat hal menarik yakni pistol ditengarai dipakai untuk menembak Zetro terdaftar atas nama bintara kepolisian dari Divisi Halcones. Ia menerima senjata itu pada 2015 sebagai bagian dari perlengkapan resminya.

Perkara yang paling mengkhawatirkan, menurut catatan Sucamec seperti dilansir Infobae, jejak senjata itu hilang pada 2016 tanpa ada laporan kehilangan dari petugas bersangkutan.

Tiga tahun kemudian, pada 2019, pistol yang sama digunakan dalam pembunuhan di Pisco. Tahun ini, senjata tersebut muncul kembali di Lima, terkait langsung dengan kejahatan terhadap diplomat tersebut.

Kenyataannya memicu tanda tanya terkait pengawasan senjata dari otoritas setempat. Direktorat Investigasi Kriminal (Dirincri) telah memanggil bintara yang bertanggung jawab untuk menjelaskan dalam kondisi apa ia ‘kehilangan senjatanya dan mengapa tidak pernah melaporkannya. Tim Latina Noticias mencoba menghubunginya melalui telepon, namun tidak mendapatkan jawaban.

Ketiadaan pencatatan resmi memungkinkan pistol tersebut berpindah dari institusi kepolisian ke jaringan kriminal tanpa kendali apapun.

Kasus ini ditengarai bukan terjadi sekali saja. Penyelidikan jurnalistik sebelumnya telah memperingatkan bahwa senjata yang disita atau dilaporkan hilang akhirnya kembali beredar di pasar gelap. Bahkan bisa jatuh di tangan preman dan pemeras, seperti organisasi Los Injertos del Cono Norte.

“Kasus ini kembali memunculkan perdebatan tentang pengaruh organisasi kriminal di dalam PNP (kepolisian) itu sendiri,” demikian seperti dilansirr dari laman Infobae dalam artikel yang ditulis oleh Mariana Quilca Catacora.

Insiden ini juga menyoroti kelemahan struktural dalam sistem kontrol senjata, yang bukannya menjamin keamanan warga, justru memungkinkan senjata digunakan melawan masyarakat yang seharusnya dilindungi.

Serangan lain oleh pembunuh bayaran

Keluarga besar bersama pegawai Kementerian Luar Negeri melepas jenazah Staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Lima, Republik Peru, Zetro Leonardo Purba saat penghormatan terakhir di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (11/9/2025). (ANTARA)

Pada 1 September 2025, pukul setengah delapan malam, Zetro Leonardo Purba dicegat oleh dua orang saat tiba di rumahnya di Lince. Pejabat kedutaan Indonesia itu meninggal setelah ditembak dengan pistol kepolisian.

Namun kejahatan itu tidak berhenti di situ. Hanya empat jam kemudian, pukul setengah dua belas malam, senjata yang sama digunakan di San Juan de Miraflores, di mana dua pekerja seks diserang.

Salah satu korban berhasil mengidentifikasi salah satu pelaku, yang dikenal sebagai alias “Malaco”, yang kini telah ditangkap dan terkait dengan jaringan perdagangan manusia. Menurut kesaksiannya, serangan itu diduga terkait dengan pemungutan ‘biaya perlindungan’ (cupo).

Hal yang paling mengejutkan para penyidik adalah dinginnya hati para pembunuh bayaran itu. Setelah menembak, mereka sempat melakukan panggilan video untuk memastikan bahwa korban mereka adalah target yang benar.

Beberapa jam kemudian, polisi menemukan bahwa para pelaku bersembunyi di sebuah hostel di San Martín de Porres, di mana selain senjata, ditemukan juga peluru dinamit, yang diduga akan digunakan untuk pemerasan.

Serangan ganda ini, yang terjadi dalam hari yang sama dan menggunakan pistol resmi sama, tidak hanya menunjukkan kekejaman mafia yang beroperasi di Lima, tetapi juga menyoroti kerentanan sistem kontrol senjata polisi, yang memungkinkan senjata PNP berakhir memperkuat kekerasan di jalanan.(karodaily/berbagaisumber).

 

 

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.