Monday, 25 August 2025
kontak@karodaily.id
Karo Today

Jalur Alternatif Tiga Panah-Kabanjahe- Berastagi Tahun Depan Mulai Dikerjakan

KaroDaily,TIGA PANAH – Jalur alternative Tiga Panah – Kabanjahe – Berastagi tahun 2018 ini mulai dikerjakan. Langkah ini diambil dalam upaya meretas kepadatan arus lalu lintas yang berimbas kepada kemacetan.

Demikian diungkapkan Bupati Karo Terkelin Brahmana SH didampingi Anggota Komisi C DPRD Karo Firman Firdaus Sitepu SH, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Karo Ir Paten Purba, Hendra Mitcon Purba, Kepala Bappeda Ir Nasib Sianturi MSi, Camat Tiga Panah Data Martina Ginting dan Kades Mulawari Bebas Kemit, Kamis (02/11/2017) ketika meninjau jalan durian Desa Mulawari KecamatanTiga Panah Kabupaten Karo yang menjadi jalur alternatif mengurai kemacetan yang kerap terjadi di Tiga Panah.

“Ke depan kemacetan akan semakin parah, bila sejak sekarang tidak ada penambahan/pelebaran ruas badan jalan atau pembukaan jalur-jalur alternatif baru di sejumlah titik yang berpotensi kemacetan. Apalagi daerah kita, Kabupaten Karo merupakan daerah lintasan antar provinsi dan juga daerah tujuan wisata utama di Provinsi Sumatera Utara, sehingga kemacetan di seputaran Kabanjahe, Tiga Panah dan Berastagi menjadi persoalan yang pelik yang harus dicarikan solusinya sejak sekarang. “Untuk itu, membuka jalur-jalur alternatif untuk meretas kemacetan adalah sangat penting,”kata bupati sebagaimana dilansir harianandalas.com.

Bupati menyambut positif adanya usulan/aspirasi dari kalangan masyarakat terkait pembukaan jalan alternatif khususnya jalan Tiga Panah yang sering rawan macet sebagai jalan satu satunya dari Karo menuju Kabupaten Simalungun, Dairi dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).

Bahkan seringnya macat kendaraan hampir 1 km antrian panjang dari ke dua arah, menambah kekesalan bagi warga sebagai pengguna jalan.“Jalan Simpang desa Mulawari – Tigapanah ini yang sudah disetujui warga diperlebar menjadi 8 m patut diapresiasi dan sangat bagus mengurai kemacetan,” ujar Terkelin Brahmana.

Bupati sengaja turun ke lapangan menyurvei dan langsung melewati jalan alternatif yang masuk dari jalan durian desa Mulawari tembus ke dekat depan kantor Camat Tiga Panah dan setelah dilewati dapat diperkirakan jalan tersebut kemungkinan akan diperlebar dan diaspal sejauh 1 km. Nah untuk itu, Bappeda Karo agar menampung anggarannya di APBD induk tahun 2018, dan Kadis PUPR lengkapi persyaratannya untuk mengenai lahan yang sudah dibebaskan, kalau bisa lebarnya 12 m. Namun demikian jika warga sudah menyetujui lebarnya 8 m, itu juga sangat baik, ujar Terkelin Brahmana.

“Demikian juga jalur alternatif Simpang Ujung Aji–Desa Melas untuk mengurai kemacetan di kota wisata Berastagi, desa Sumbul – Kaban, pelebaran jalan Simpang desa Doulu–Raja Berneh (Semangat Gunung) menjadi 20 meter dan jalur-jalur alternatif lainnya akan ditampung anggarannya di APBD Karo Tahun Anggaran 2018. Semua yang sudah kita survei segera akan dieksekusi di 2018,” jelasnya.

Kepala Bappeda Nasib Sianturi dan Kepala Dinas PUPR Kabupaten Karo, Ir Paten Purba, menegaskan semua jalur-jalur alternatif yang sudah disurvei Bupati Karo, baik di seputaran Tigapanah, Kabanjahe maupun di Berastagi akan dieksekusi di tahun 2018. “Karena anggarannya ditampung di APBD induk tahun anggaran 2018, dan hal itu memang sudah menjadi prioritas kita untuk mengatasi kemacetan jalan, sesuai perintah Bupati Karo,” tegasnya.

Sementara Anggota Komisi C DPRD Karo, Firman Firdaus Sitepu mengamini apa dikatakan Bupati Karo terkait lebar jalan 8 m dan panjangnya hampir 1 km. Pembebasan lahan objek ladang masyarakat terkena dampak pelebaran dari jalan durian tembus ke jalan simpang tiga Kantor Camat Tiga Panah, tidak ada lagi kendalanya. Masyarakat sudah setuju. “Saya katakan, sudah setuju, karena sudah ada suratnya sama saya. Karena sebelumnya saya bersama kades desa Mulawari Bebas Kemit sudah mengadakan musyawarah dan masyarakat menyetujui ladangnya terkena dampak perlebaran jalan dan mereka bersedia demi pembangunan,” ungkit Firdaus Sitepu.

Dikatakan, kemacetan disebabkan empat hal, yakni pertama dengan mengatasi gangguan samping yang terjadi di jalan seperti adanya kendaraan yang parkir sembarangan serta menertibkan pasar tumpah. Salah satu penyebab terjadinya kemacetan karena adanya gangguan samping seperti kendaraan parkir di pinggir jalan sehingga kapasitas jalan di daerah itu menjadi berkurang (menyempit) dan menghambat kendaraan lewat.

Selain itu, keberadaan pasar tumpah yang penjualnya menggelar dagangan hingga ke jalan jelas akan mengurangi kapasitas dan menyebabkan arus lalu lintas menjadi macet. Kedua, sambung Firman, yang ikut langsung survei lapangan, upaya yang dapat dilakukan adalah memperlebar bahu jalan sehingga dapat meningkatkan kapasitas jalan tersebut. Memperlebar bahu jalan tidak hanya dengan mengaspal, namun dengan mengeraskan bahu jalan sehingga dapat dilewati merupakan salah satu upaya alternatif yang dapat dilakukan.

Kemudian, upaya yang dapat dilakukan adalah dengan memperbanyak jalur alternatif dan meningkatkan kapasitasnya. Dengan adanya jalur alternatif pengendara tidak menumpuk pada satu jalur dan mereka memiliki pilihan untuk melewati jalur lain.”Terakhir, upaya yang dapat dilakukan adalah menyiapkan transportasi publik yang nyaman dan memadai,”ujarnya. (karodaily/harianandalas.com)

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.