Tuesday, 26 August 2025
kontak@karodaily.id
AgronomicFokusKaro Raya

Jawab Kebutuhan Beras, Produksi Padi di Karo Masih Surplus

Salah satu kegiatan panen pani di Kabupaten Karo, tepatnya di areal persawahan Lau Rambong Desa Perbulan, Kecamatan Lau Baleng. (Sib/ Dok/Theopilus Sinulaki)

KARODAILY.id, Kabanjahe – Total produksi padi dalam bentuk gabah kering giling di Kabupaten Karo pada tahun terakhir (2022) capai 151.886 ribu ton atau sekitar 151 886.000 kg. Jika mengacu kepada kebutuhan beras per kapita penduduk per tahun daerah, ketersediaan salah satu bahan pangan ini sebenarnya mencapai posisi surplus.

Menurut keterangan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karo Ir. Metehsa Purba, kebutuhan beras masyarakat di Karo rata rata berada di angka 104,4 kg/kapita/tahun atau 8.7 kg/kapita/bulan.

Merujuk data jumlah penduduk Kabupaten Karo pada tahun 2022 sebesar 414.429 ribu jiwa ( berdasarkan hasil proyeksi penduduk interim 2020-2023 ), maka angka kebutuhan beras per tahunnya tercatat sebanyak 43.266.387,6 kg.

Fakta ini jelas Metehsa, menyisakan nilai lebih produksi gabah. Paling tidak sambungnya, terdapat selisih lebih sekitar 52.026.612,4 kg dari konsumsi beras per tahunnya.

Surplus beras resmi senilai 52 ribu ton lebih itu didapat setelah jumlah produksi gabah kering giling di Karo tahun 2022 sebesar 151.886 dikonversi menjadi beras setara dengan 93.293 ton beras.

Angka konsumsi beras di Kabupaten Karo sendiri masih lebih tinggi dibanding rata-rata konsumsi nasional. Sebagaimana dilansir CNBC Indonesia, per September 2023, rata-rata konsumsi beras per kapita di Indonesia, baik lokal, kualitas unggul, maupun impor, tercatat mencapai 6,81 kg per bulan. Di mana, masyarakat perkotaan mengonsumsi 6,37 kg per bulan, sedangkan masyarakat pedesaan lebih banyak lagi, yaitu 7,41 kg per bulan.

Surplus komoditas tanaman padi yang berhasil disumbangkan petani Karo itu berasal dari total luasan panen padi sawah/kering seluas 25.179 hektare. Sementara, luasan tanam padi sawah/kering di seluruh Kabupaten Karo adalah 25.857 hektare.

Dari data yang ada, hampir semua wilayah di Karo menjadi areal tanam padi, kecuali Kecamatan Berastagi dan Merdeka. Sedangkan, Kecamatan Mardingding, Lau Baleng dan Juhar menjadi penyumbang luas tanam dan panen terbesar.

Harga beras masih tinggi 

Namun, kelebihan produksi padi lokal itu tidak lantas membuat harga beras dapat dikontrol. Tetap saja kenaikan harga beras yang belakangan secara nasional terjadi, juga dialami Kabupaten Karo.

“Kita termasuk salah satu kabupaten yang surplus produksi gabah. Namun kalau ditanyakan soal – soal yang berhubungan dengan hukum pasar, tentu kita kurang berkompeten menjawabnya,”ujar Metehsa.

Sejauh ini , sebagaimana dilansir KARODAILY.Id akhir bulan September 2023 dari pedagang toko dan grosir di Berastagi,harga beras berada di angka Rp 15.066/kg untuk jenis premium seperti Siudang. Sedangkan, pada beras jenis medium (mangga), harganya dipatok Rp 14.200/kg.

Sementara, pada tingkat eceran harga jual beras untuk setiap kilogramnya variatif. Untuk beras kelas premium, pengecer menjual satu kilogram beras seharga Rp 15.600.

Angka ini jelas diatas harga rata – rata beras secara nasional.Berdasarkan data Panel Harga Pangan milik Badan Pangan Nasional, harga beras medium berada di angka Rp 13.050/kg.(karodaily/nanang).

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.