Simposium Hubungan Kerajaan Aru dengan Peradaban Karo Dinilai Memperkuat Visi Besar Karo Berbudaya

KARODAILY.id, Medan – Bupati Karo Brigjen Pol (P) Dr.dr. Antonius Ginting,Sp.OG, M.Kes, menyebut kisah Kerajaan Aru dan masyarakat Karo bukan hanya peninggalan masa lalu, tetapi merupakan sumber kebijaksanaan untuk membentuk budaya yang dinamis dan inklusif hari ini.
Pernyataan ini disampaikan Bupati Karo Antonius Ginting saat didaulat memberikan sambutan pada simposium sejarah bertajuk “ Hubungan Kerajaan Aru dengan Peradaban Karo”, Kamis (08/05/2025) di Gedung Serba Guna Tengku Amin Ridwan, FIB USU, Jalan Dr Mansyur, Medan, Sumatra Utara.
Simposium ini merupakan hasil kerja bareng Karo Foundation berkerja sama dengan Program Studi Strata 1 (S1) Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) USU.
Lebih lanjut Antonius menyampaikan, hubungan antara Kerajaan Aru dan peradaban Karo dipandang sangat erat. Hal ini dikarenakan Kerajaan Aru pada dasarnya merupakan perwujudan politik dan budaya dari masyarakat Karo di wilayah Pantai Timur Sumatera Utara.

“Kerajaan Aru adalah manifestasi peradaban Karo di wilayah pesisir Sumatera Utara yang menggabungkan identitas etnis Karo dengan pengaruh Melayu,Islam, dan Hindu,” ujar Antonius.
Hubungan erat antara Kerajaan Aru dan peradaban Karo sambung Antonius juga terlihat dari asal usul penduduknya, budaya, bahasa, aksara, serta kekuatan politik dan bahari yang mereka kembangkan.
“Kerajaan Aru tidak hanya menjadi bukti kemajuan peradaban Karo, tetapi juga menunjukkan kemampuan masyarakat Kari untuk beradaptasi dengan pengaruh eksternal sambil tetap mempertahankan identitas budaya mereka,”kata Antonius lagi.
Untuk itu, Bupati Karo berharap melalui simposium ini generasi penerus dapat memikul tanggungjawab untuk melestarikan peninggalan budaya ini.

Hal ini menurutnya dapat dilakukan dengan terus berupaya menggali dan menghidupkan kembali kisah peradaban Karo dan Kerajaan Aru. Simposium ini katanya lagi bukanlah akhir tetapi adalah awal dari upaya kolektif bersama guna tetap menghidupkan warisan budaya di era modern.
“Mari kita jadikan simposium ini sebagai titik tolak untuk memperkuat rasa kebanggaan kita terhadap warisan leluhur sekaligus mendorong kolaborasi lintas disiplin ilmu demi masa depan budaya yang gemilang. Kita mesti dapat memastikan Kerajaan Aru dan peradaban Karo tidak hanya menjadi kenangan tetapi juga cahaya yang bisa menerangi masa depan budaya Indonesia,”ajak Antonius.
Antonius juga mengajak semua pihak, khususnya generasi muda untuk menjadikan warisan Kerajaan Aru dan peradaban Karo sebagai sumber inspirasi budaya modern.
“Kepada generasi muda, dapat pula kekayaan budaya seperti ini dijadikan konten kreatif yang bisa memperkenalkan sejarah Karo ke dunia internasional,” terangnya.

Simposium ini juga tegas Antonius selaras dengan visi besar Kabupaten Karo dalam soal kebudayaan. Jalan “Karo Berbudaya” dinilai akan semakin luas dan berisi dengan hadirnya kegiatan yang merujuk pada pengangkatan nilai – nilai kebudayaan Karo.
“Konsep The Paradise of Karo Higland akan semakin terang dengan kegiatan seperti ini. Untuk itu, kegiatan simposium ini bisa menjadi jalan terang karena mengemukakan kekayaan budaya dan peradaban Karo,”pungkasnya.
Ketua Panitia Pelaksana Simposium Dr.Drs Edi Sumarno, M.Hum sebelumnya sebagaimana dilansir Tribun- Medan mengatakan, kegiatan tersebut merupakan upaya konkret menggali latar belakang sejarah, kebudayaan, dan peradaban Karo melalui pendekatan ilmiah.
Menurutnya, simposium Hubungan Kerajaan Aru dan Peradaban Karo dibuka Rektor USU Prof Dr Muryanto Amin S Sos M Si diwakili Wakil Rektor III Prof. Dr. Poppy Anjelisa Zaitun Hasibuan, S.Si., M.Si., Apt.

Selain itu hadir pula Dekan FIB USU Prof Dr Dra Tengku Thyrhaya Zein M A, Ketua Dewan Pembina Karo Foundation, Barata Brahmana, Ketua Umum Karo Foundation Mayjen TNI (Purn) Musa Bangun, Ketua Dewan Pengawas Irjen Pol (P) Tabana Bangun M Si, Ketua Harian Karo Foundation Miko Ginting, Sekretaris Jenderal Ir. Analgin Ginting, Helman S PandiaMBA, Bendahara Umum Karo Foundation Nehseh Bangun dan pengurus diantaranya Sudarto Sitepu serta para akademisi dan praktisi sejarah dan kebudayaan.
Edi mengaku, tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut untuk mendiseminasikan hasil-hasil kajian ilmiah terkait hubungan Kerajaan Aru dengan peradaban Karo.
Lalu, menyebarluaskan pengetahuan mengenai hubungan Kerajaan Aru dan Peradaban Karo dalam persepektif sejarah, arkeologi, antropologi, dan kebudayaan, serta menumbuhkembangkan kesadaran dan kebanggaan masyarakat terhadap sejarah, kebudayaan, dan peradaban Karo.
Edi tak luput menyampaikan seluruh kebutuhan sarana dan prasarana penunjang kegiatan sepenuhnya dibiayai oleh Karo Foundation.
“Seluruh kebutuhan sarana dan prasarana penunjang untuk kegiatan ini sepenuhnya dibiayai oleh Karo Foundation,” ungkap Edi, Selasa (6/5/2025).(karodaily/nanang/ berbagaisumber).