Sunday, 19 October 2025
kontak@karodaily.id
FokusKaro RayaSumatera Utara

Tanda Darurat Jalan “Maut” Berastagi – Medan, Formanas Besok “Geruduk” Kantor Gubernur dan DPRD Sumut

Tanda darurat jalan Berastagi – Medan.(ist)

KARODAILY.id, Medan – Tuntut penanganan segera jalur jalan nasional Berastagi – Medan, Forum Masyarakat Nasional (Formanas) bakal demonstrasi “geruduk” Kantor Gubernur dan DPRD Sumut, Rabu (18/12/2024).

Langkah ini disebut merupakan respon dari kondisi jalan yang semakin memberi ancaman lanjutan bagi nyawa pengguna jalan.

Kejadian bencana longsor dan banjir bandang terakhir memberi catatan adanya korban jiwa yang tidak sedikit disebut juga menjadi alasan kedaruratan pada jalur jalan Berastagi – Medan.

Kondisi ini dinyatakan Formanas dalam suratnya sebagai bentuk dari kegagalan pemerintah memberi rasa aman dan nyaman kepada warga negara yang setiap kali melintasi jalan nasional tersebut.

Formanas.(ist)

Ketidakseriusan ini terang Formanas harus disikapi dan diingatkan. Pemerintah sambung mereka mesti bertanggungjawab dan mengambil peran kewenangannya untuk melakukan perbaikan atas jalur jalan itu secara total dan mengedepankan keselamatan para pengguna jalan.

Salah satu penggagas aksi unjuk rasa, Roy Fachraby Ginting Munthe seperti dilansir RMOL mengatakan bencana longsor yang terjadi di kawasan Sibolangit, Deli Serdang dan Doulu di Kabupaten Karo harus disikapi secara langsung oleh pemerintah.

Sebab, bencana tersebut telah memicu hilangnya nyawa warga negara yang seharusnya dilindungi oleh pemerintah dengan berbagai cara.

“Beberapa waktu lalu bencana terjadi dan menggugah rasa kemanusiaan ada 30 nyawa tewas mengenaskan,” kata aktivis Roy Fachraby Ginting, Senin, (16/12/2024).

Kondisi tanah longsor di jalur jalan nasional Medan – Berastagi.(ist)

Roy mengatakan, munculnya bencana yang memicu korban jiwa tersebut merupakan kelalaian pemerintah dalam memberikan perlindungan kepada warganya. Kelalaian dalam hal ini karena adanya pembiaran kerusakan lingkungan yang menjadi pemicu bencana longsor tersebut.

“Ini karena kelalaian pemerintah yang seharusnya melindungi segenap jiwa raga bangsa Indonesia, kali ini kita jangan diam agar kita tidak dikucilkan,” tegasnya.

Roy mengatakan, dalam minggu ini aksi akbar dari kalangan mahasiswa dan pemuda akan turun ke DPRD Sumatera Utara untuk mempertanyakan secara langsung program dari pemerintah untuk mencegah terulangnya bencana serupa di Kawasan Karo dan Sibolangit.

Menurutnya, aksi ini harus didukung agar pemerintah turun tangan dan memberikan perhatian bagi perbaikan infrastruktur dan kondisi lingkungan yang ada di jalur tersebut.

Petugas SAR saat mengevakuasi korban ke-10 bencana longsor Sibolangit, Deli Serdang bernama Tengku Riski. (Dok. Basarnas Medan)

“Kita harus mendukung gerakan ini. Karena jalur Medan-Berastagi ini merupakan akses utama pendudukan dari 10 daerah untuk menuju Kota Medan, mulai dari Dairi, Pakpak, bahkan hingga Samosir dan Simalungun atas. Karena itu, suara untuk mempertanyakan langkah dan solusi pemerintah ini harus kita dukung bersama,” pungkasnya.

Di Jalur jalan Medan – Berastagi dalam peristiwa bencana tanah longsor terakhir pada akhir November 2024 telah menyebabkan akses transportasi putus total.

Tidak hanya itu, tanah longsor juga telah mengakibatkan 10 pengguna jalan tewas dan ditemukan di sejumlah titik lokasi.

Sejak saat itu, hingga hari ini arus lalin belum sepenuhnya normal. Akibat lainnya adalah pada menurunnya minat kunjungan wisata ke Karo. Sebelum ini bahkan, pasokan kebutuhan pokok juga sempat terganggu.(karodaily/nanang/berbagai sumber).

 

 

 

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.