
Oleh : Arya Sinulingga*
“Menjadi tuan rumah sebuah penyelenggaraan yang berisi kompetisi adalah suatu kebanggaan, karena dengan dapat mengemas sebuah even bisa menjadi ajang bagi tuan rumah mempertontonkan hebatnya negara mereka atau daerah mereka”
Kita masih ingat gegap gempita yang terjadi ketika Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggaraan Asian Games tahun lalu, dimana semua sumber daya bangsa kita bersatu untuk membuktikan bahwa Indonesia layak dan profesional dalam menyelenggarakan perhelatan olah raga terbesar di benua Asia. Prestasi penyelenggaraan Asian Games ini juga akan dipakai sebagai portofolio Indonesia untuk merebut posisi tuan rumah untuk even – even olahraga internasional lainnya seperti piala dunia sepak bola bahkan sampai tuan rumah Olimpiade.
Hal – hal mendasar seperti ini yang juga mengilhami manajemen Karo United FC ketika berketetapan hati ikut di Liga 3 di Sumut. Tidak hanya sebagai peserta kompetisi tapi juga mengajukan diri sebagai tuan rumah group seleksi Liga 3. Langkah ini terbilang berani, karena Karo United FC sendiri disiapkan hanya dalam tempo 3 hari. Keinginan yang kemudian member efek kejut bagi Asprov PSSI Sumut, sampai- sampai jajaran Asprov PSSI Sumut bertanya apakah Karo United FC benar-benar serius menjadi tuan rumah.
Saat itu kami memutuskan mengurangi dialektika, kami focus pada pembenahan infrastruktur lapangan Stadion Samura. Kami memilih jalan memperkuat sisi lain untuk menutupi kelemahan-kelemahan kecil yang ada dengan membuat manajemen penyelenggaraan yang kuat dengan melibatkan kekuatan sumber daya sepakbola yang baik di Karo.
Dalam pelaksanaannya, ternyata manajemen pengelolaan pertandingan benar-benar menjadi andalan Karo United FC. Melayani dan memfasilitasi wasit sehingga wasit bisa fokus hanya untuk memimpin pertandingan.
Memberikan informasi yg terbaik dan melayani tim-tim tamu sehingga mereka nyaman dalam setiap pertandingan di Samura Kabanjahe. Mempersiapkan lapangan dan anak bola yang selalu standby menjaga mengalirnya bola selama pertandingan sehingga tidak mengganggu/memperlambat pertandingan.
Menata manajemen waktu pertandingan supaya tepat waktu dimulainya pertandingan juga menjadi prioritas tim manajemen. Sehingga tidak heran kalau dimulainya pertandingan tidak pernah molor dan menurut data yang ada keterlambatan hanya +1 menit.
Manajemen pembelian tiket dan menata penonton juga dikelola dengan baik, walau kadang penonton festival sampai mau mendekati lapangan bola karena terlalu semangat menonton pertandingan. Mengelola administrasi pertandingan dan alur informasi ke semua perangkat pertandingan dan tim-tim yang ikut dalam pertandingan sehingga tidak ada informasi dan komunikasi terputus. Menata parkir kendaraan di lapangan Samura dengan melibatkan pemuda-pemuda setempat dan hasilnya cukup rapi.
Terbukti, begitu selesainya seluruh seleksi group C Liga 3, kualitas manajemen pengelolaan pertandingan Karo United FC dikatakan oleh Asprov PSSI menjadi yang terbaik dari 4 klub tuan tumah lainnya di Sumatera Utara. Bahkan pengawas pertandingan mengatakan kelas pengelolaan pertandingan yang dibuat oleh Karo United FC sudah masuk standar pengelolaan Liga 2 Indonesia. Tak ada kata yang lebih baik kecuali Panitia Pelaksana Top Banget.
Hasil terbaik
Belajar dari keberhasilan managerial pengelolaan pertandingan yang merupakan modal besar Karo United FC, tanpa ragu kami kemudian mengajukan diri sebagai tuan rumah 10 Besar Liga Indonesia 3 Zona Sumatera Utara bahkan sampai semi final dan final. Apalagi Asprov PSSI Sumut memberi “lampu hijau” dengan merekomendasi Karo United FC sebagai tuan rumah babak berikutnya, termasuk babak semifinal dan final.
Pengalaman ini lagi – lagi membuktikan manajemen kawan-kawan di Karo sangat baik dan dan lihai melakukan apapun dengan hasil terbaik Jadi mari kita doakan dan dukung semaksimal mungkin yang terbaik kita miliki, agar Karo United FC kembali menjadi tuan rumah untuk tahap berikutnya.(**).
- Arya Sinulingga, Presiden Karo United FC