
KARODAILY.id,BERASTAGI – Dua laga awal Liga 3 Indonesia wilayah Sumatera Utara pool C telah berlangsung meriah di Stadion Samura Kabanjahe. Untuk sementara, Karo United menjadi kampiun grup dengan raihan point sempurna diantara 4 klub lain. Dengan kini mengantongi 6 poin dan paling berpeluang lolos ke putaran 10 besar wilayah Sumatera Utara, skuad Laskar Simbisa diharapkan mulai membangun mimpi. Karena dalam sepak bola segalanya bisa terjadi.
Siapa yang menyangka pada ajang English Primier League musim 2015/2016 Leicester City, yang di musim sebelumnya hanya berjuang untuk lolos dari degradasi, dapat menjadi kampiun liga di bawah asuhan Claudio Ranieri.Klub lain semisal Chelsea,Manchester United,Arsenal, M City ataupun Liverpool dibuat geleng – geleng kepala.
Bahkan, sengatan rasa tidak percaya ini sampai sampai membuat sejumlah media sepakbola menurunkan tulisan dari mantra lama Dilly ding dilly dong ( ciri khas Ranieri), bunyi yang menandakan lahirnya dongeng sebuah tim kecil dan sebuah pesta kemenangan di rumah Jamie Vardy, striker andalan The Foxes.
Atau adakah yang percaya jika FC Twente menjadi juara Liga Eredivisie Belanda musim 2009/2010. Dibawah pelatih anyar Steve Mclaren klub berjuluk “The Tukkers” berhasil unggul satu angka dari raja liga Belanda Ajax Amsterdam. Lewat mimpi yang tumbuh seiring hasil laga setiap minggunya Bryan Ruiz Cs bisa mewujudkannya.
Mundur kebelakang, kita masih diingatkan dengan cara tim berjuluk “Dinamit” Denmark merengkuh trophy Piala Eropa 1992 yang digelar di Swedia. Dari negara yang awalnya hanya berstatus sebagai tim pengganti, karena Yugoslavia didiskualifikasi setelah terkena sanksi PBB terkait perang Yugoslavia yang berlangsung sejak 1991, Peter Schmeichel dan kawan kawan berhasil menumbangkan juara bertahan Belanda di semifinal lewat drama adu penalty dan raksasa Eropa tim “Panser” Jerman di babak Final.
Jadilah Brian Laudrup dan para kolega di skuad asuhan Richard Moller-Nielsen menorehkan sejarah, jangan heran bila saat itu semua mata dunia terbelalak menatap para pemain dari Negeri Para Dongeng ini berlari mengelilingi Stadion Ullevi ditemani lagu penyemangat We Are The Champion milik band kesohor Queen.
Berkaca dengan mimpi berbuah kenyataan tadi, Karo United juga tak salah melakukannya. Apalagi disana ada pelatih kunci Ansyari Lubis. Lihat saja dua klub dan satu negara yang jadi rujukan dalam tulisan, semua memiliki pelatih hebat, sama dengan Ansyari “ Uwak” Lubis. Kemudian pada tiga tim diatas juga terdapat para pemain kunci yang kerap menjadi pembeda.
Kalau ada Vardi di Leicester, lalu Ruiz di Twente dan Laudrup di Denmark, Karo United juga memiliki Kardinata Tarigan. Istilah teman – teman di group Whats App Mantan Guntor Berastagi , Kardinata ini bibit unggul. Bukan menyeret ke kelebihan individual, namun dengan adanya bintang pada diri pelatih dan pemain, mimpi – mimpi yang hendaknya dibangun dapat lebih mudah terwujud. Kombinasi keduanya memungkinkan harapan yang kini bisa jadi dianggap dongeng dapat benar – benar terjadi.
Dengan menyisakan 2 laga terakhir di pool C, Karo United kemungkinan besar dapat lolos ke babak 10 besar wilayah Sumatera Utara. Melirik kemampuan bermain Karo United, besar asa kalau klub dibawah kendali Arya Sinulingga ini mampu berbicara jauh, paling tidak menempati 3 besar zona Sumut yang bakal membawa mereka ke level Sumbagut. Disinilah nantinya dongeng – dongeng tadi mudah-mudahan terwujud.
Seluruh pihak tentunya juga mesti membantu skuad Karo United mewujudkan mimpinya. Bayangkan kalau kalau Karo United bisa lolos zona Sumbagut dan bertarung lebih tinggi lagi menuju Liga 2 bukan main hebatnya. Dari lubuk hati terdalam kita ingin kejayaan sepak bola Karo kembali terangkat lewat Karo United. Dengan itu akan lahir lagi pemain – pemain sekelas Rehmalem Perangin angin, Agung Guliono,Supianto, Hermansyah, Tigor Panggaribuan, Iwan Karo Karo ataupun Yazid Manik. Nama nama diatas adalah pemain asli Karo yang telah menjelajah rumput negeri lewat klub Galatama maupun Perserikatan pada masa itu. Terus berjuang Karo United. (kd/nanang/berbagai sumber).